Showing posts with label Lab test. Show all posts
Showing posts with label Lab test. Show all posts

Sampel Urine

Pemilihan sampel urin
Berbagai jenis sampel urin antara lain:
1. Urin sewaktu
yaitu urin yang dikeluarkan pada suatu waktu yang tak ditentukan secara khusus. Urin ini dapat digunakan untuk berbagai macam pemeriksaan dan cukup baik untuk pemeriksaan rutin.

2. Urin pagi
yaitu urin yang dikeluarkan pagi hari setelah bangun tidur. Urin pagi lebih pekat sehingga cocok untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein dan pemeriksaan kehamilan berdasarkan adanya hormon human chorionic gonadotrophin (HCG) di dalam urin.

3. Urin postprandial
yaitu urin yang pertama kali dilepaskan 1,5-3 jam setelah makan. Urin ini berguna untuk pemeriksaan glukosuria (adanya glukosa di dalam urin)

4. Urin 24 jam
yaitu urin yang dikumpulkan selama 24 jam, dengan cara: Siapkan botol besar bersih bertutup (minimal 1,5 L) umumnya dilengkapi pengawet. Jam 7 pagi urin dibuang. Urin selanjutnya (termasuk jam 7 esok hari) ditampung dan dicampur. Urin 24 jam diperlukan untuk pemeriksaan kuantitatif

5. Urin 3 gelas
Urin 3 gelas adalah urin yang ditampung sejumlah 3 gelas. Urin ini digunakan untuk menentukan letak radang atau lesi yang menghasilkan darah atau nanah pada urin seorang pria

Hasil Pemeriksaan di Laboratorium bisa Berbeda

SEORANG pasien mengeluhkan hasil pemeriksaan darahnya berbeda di dua laboratorium. Yang satu menunjukkan tidak ada masalah, sedangkan laboratorium satunya dalam kasus sama menyatakan ada indikasi kesehatannya terganggu. Ia kebingungan hasil yang mana sebaiknya dijadikan pedoman. “Hasil pemeriksaan masing-masing laboratorium kadang tidak sama. Tiap laboratorium tidak bisa dibandingkan satu dengan yang lainnya, karena banyak faktor memengaruhinya. Hal ini tidak menjamin hasil yang diberikan laboratorium tersebut tidak akurat,” ujar Brand Manager Prodia Bali Anton, E. S.Si, Apt.

Ia menyebutkan, kondisi pasien sangat berpengaruh mengakibatkan hasil pemeriksaan berbeda. “Waktu puasa, aktivitas sebelum pemeriksaan, dan obat yang dikonsumsi pasien juga berpengaruh,” ujarnya.

Ia menambahkan, alat yang digunakan, dan reagen yang digunakan juga dapat berpengaruh. Kondisi ruangan tempat penyimpanan alat juga bisa berpengaruh, termasuk bagaimana suhu udaranya, atau air yang digunakan alat tersebut. Selain itu, kondisi sampel dan saat pengambilan sampel, juga berpengaruh Sementara Business Director Laboratorium Quantum Sarana Medik Ketut Sumantra menyatakan, semua laboratorium berupaya memberikan kualitas pemeriksaan yang terbaik, tergantung warga masyarakat memilih laboratorium yang mana. Hasil pemeriksaan laboratorium yang berbeda tidak dapat dijadikan ukuran kinerja laboratorium tersebut kurang baik.
Ia berpandangan, dengan bermodalkan sertifikat ISO 9001 dan akreditasi tidak mungkin laboratorium bertindak sembarangan. “Pemberian sertifkat ISO dilakukan tim yang memang benar-benar menilai sesuai standar pelayanan mutu laboratorium. ISO adalah standar internasional yang diakui untuk sertifikasi sistem manajemen mutu. Sertifikasi mutu ini menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktivitas rutin perusahaan untuk terciptanya konsistensi mencapai kepuasan pelanggan,” paparnya.

Manajer Pemeriksaan Laboratorium Quantum Trisno Wahyu Hutomo menambahkan, perbedaan hasil antara laboratorium satu dan yang lain dalam kasus sama disebabkan banyak faktor. Namun, kata Trisno, perbedaan tidak terlalu signifikan. Ia menyatakan, bisa saja penyebabnya karena kondisi pasien yang bersangkutan. Contoh, pasien yang puasa 7-8 jam hasilnya berbeda dengan puasa 10-12 jam. Belum lagi metode pemeriksaan yang berbeda. Pemeriksaan glukosa, misalnya. Metode pemeriksaan yang satu dengan metode lainnya tentu memberikan hasil yang berbeda. Sampel diambil pada waktu yang berbeda, juga dapat memengaruhi hasil. Mesin berbeda, hasil juga berbeda. Cara manual dan otomatis memunyai ketelitian dan ketepatan (presisi dan akurasi) yang berbeda pula.Ia menegaskan, banyak faktor penyebab pemeriksaan laboratorium dalam kasus sama memberikan hasil yang berbeda sehingga perbedaan tidak bisa langsung dijadikan tolok ukur laboratorium tersebut standarnya kurang baik. “Waktu pengambilan sampel terdapat variasi dari hari ke hari bahkan pagi dan sore dapat berbeda. Jika ingin membandingkan satu laboratorium dengan yang lain, harus menggunakan satu sampel. Kemudian sampel tersebut diurai, itulah yang diperiksa bersamaan oleh kedua laboratorium. Orang yang sama saja, tanda tangannya juga bisa beda,” kata Trisno.
Tiga ProsesAnton menjelaskan, sistem manajemen mutu yang baik selalu dikedepankan laboratorium Prodia. “Kami menerapkan tiga proses dalam pemeriksaan sampel, yakni preanalitik, analitik, dan posanalitik. Mulai dari pasien datang, kemudian diambil sampelnya, sampai pada pengontrolan akhir hasil sebelum diserahkan ke pasien. Hasil akhir dilakukan quality validator untuk meyakinkan apakah hasilnya sudah layak diberikan ke pasien,” ujar Anton. Untuk menjaga keakuratan hasil, katanya, selain menggunakan alat dalam kondisi baik, pemeriksaan alat dilakukan tiap hari sebelum pengecekan sampel. Selain itu, kata Anton, sumber daya manusia selalu ditingkatkan dengan pelatihan rutin. “Kami menerapkan buddy system. Artinya, tiap staf memilki satu buddy yang bertanggung jawab terhadap juniornya,” ujar Anton.

Selama ini, Prodia melayani semua pemeriksaan kesehatan lengkap darah, urin, dan kotoran. Selain itu, melayani USG, treatmill, EKG untuk jantung, pemeriksaan fisik oleh dokter dan konsultasi gizi.Anton mengatakan, untuk pemeriksaan laboratorium biasanya pasien membawa surat pengantar dari dokter. Prodia melayani sesuai permintaan dokter yang merujuknya. Sedangkan untuk orang yang sehat, mereka biasanya datang sendiri melakukan general check up. “Sampai saat ini, kunjungan konsumen ke Laboratorium Prodia terus meningkat. Dari tahun 2008 hingga 2010 terjadi peningkatkan sekitar 20%. Sedangkan untuk pemeriksaan laboratorium, klasifikasi penyakitnya hampir sama. Kami melayani semua pemeriksaan laboratorium,” jelasnya.

Anton menyatakan, dengan misi diagnosa lebih baik dengan layanan sepenuh hati, Prodia berusaha memberi hasil yang optimal.“Pelayanan yang baik dengan pemeriksaan yang akurat sesuai standar pelayanan dalam ISO juga telah kami lakukan. Sertikasi ini juga terus dipantau, apakah kami menjalankannya dengan baik atau tidak dan mampu mempertahankannya,” kata Trisno. Ketut Sumantra menambahkan, Quantum menggunakan alat modern yang terkini dengan sumber daya manusia yang terlatih. “Untuk meningkatkan kualitas SDM kami sering mengadakan house in training dan pelatihan ke luar. Sedangkan untuk alat, tiap lima tahun kami ganti dengan metode baru,” jelasnya.

Sumantra menyebutkan, kunjungan pasien ke laboratorium Quantum tiap tahunnya meningkat sekitar 15%. Permintaan yang paling banyak pemeriksaan trombosit demam berdarah. Quantum mempunyai unggulan pemeriksaan VCR (biomolekuler). Pemeriksaan ini biasanya untuk mengetahui virus hepatitis A,B,C. Quantum juga melayani pemeriksaan pertanda HIV/AIDS. Ia mengatakan, ada 10 agen kapal pesiar yang sudah bekerja sama hampir 15 tahun dalam pelayanan tes kesehatan karyawan baru yang akan berangkat ke kapal. “Setelah karyawan dicek kesehatannya di Quantum, sampai di kapal dilakukan cek ulang untuk memastikan kondisi mereka. Kalau hasil yang kami berikan berbeda, mereka tidak lagi bekerja sama dengan kami,” tandas Sumantra..

http://www.cybertokoh.com/

Membaca hasil lab urin

Warna urin

Nilai normal: kekuningan jernih
Dalam keadaan normal, warna urin pagi (yang diambil sesaat setelah bangun pagi) sedikit lebih gelap dibanding urin di waktu lainnya. Perubahan warna urin dapat terjadi karena beberapa hal.
Hitam: baru mengkonsumsi tablet besi (ferri sulfat), sedang minum obat parkinson (levodopa), methemoglobunuria.
Biru: mengkonsumsi obat antidepresi (amitriptilin), antibiotik saluran kemih (nitrofurantoin), atau karena infeksi Pseudomonas pada saluran kemih.
Coklat: gangguan fungsi ginjal, mengkonsumsi antibiotik (sulfonamid atau metronidazol), dan konsumsi obat parkinson (levodopa).
Kuning gelap (seperti teh): hepatitis fase akut, ikterus obstruktif, kelebihan vitamin B2 / riboflavin, antibiotika (nitrofurantoin dan kuinakrin).
Oranye-merah: dehidrasi sedang, demam, konsumsi antikoagulan oral, trauma ginjal, konsumsi deferoksamin mesilat, rifampisin, sulfasalazin, laksatif (fenolftalein).
Hijau: infeksi bakteri, kelebihan biliverdin, konsumsi vitamin tertentu.
Bening (tidak berwarna sama sekali): terlalu banyak minum, sedang minum obat diuretik, minum alkohol, atau diabetes insipidus.
Seperti susu (disebut juga chyluria): filariasis atau tumor jaringan limfatik.
Berat jenis
Nilai normal: 1.003 s/d 1.030 g/mL
Nilai ini dipengaruhi sejumlah variasi, antara lain umur. Berat jenis urin dewasa berkisar pada 1.016-1.022, neonatus (bayi baru lahir) berkisar pada 1.012, dan bayi antara 1.002 sampai 1.006.
Urin pagi memiliki berat jenis lebih tinggi daripada urin di waktu lain, yaitu sekitar 1.026.
Abnormalitas:
Berat jenis urin yang lebih dari normal menunjukkan gangguan fungsi ginjal, infeksi saluran kemih, kelebihan hormon antidiuretik, demam, diabetes melitus, diare / dehidrasi.
Berat jenis urin yang kurang dari normal menunjukkan gangguan fungsi ginjal berat, diabetes insipidus, atau konsumsi antibiotika (aminoglikosida).
pH
Nilai normal: 5.0-6.0 (urin pagi), 4.5-8.0 (urin sewaktu)
pH lebih basa: habis muntah-muntah, infeksi atau batu saluran kemih, dan penurunan fungsi ginjal. Dari faktor obat-obatan: natrium bikarbonat, dan amfoterisin B.
pH lebih asam: diet tinggi protein atau diet tanpa kalori, diabetes melitus, asidosis tuberkulosis ginjal, dan fenilketonuria. Dari faktor obat-obatan: diazoksid dan vitamin C.
Glukosa
Nilai normal: negatif
Di Indonesia, glukosa urin biasanya diuji secara semikuantitatif dengan uji reduktor (Benedict).


Pemeriksaan Benedict ini sebenarnya ditujukan untuk mendeteksi adanya glukosa, asam homogentisat, dan substansi reduktor lainnya (misalnya vitamin C) dalam urin; sesuai dengan mekanisme reaksi yaitu reduksi tembaga sulfat. Asam homogentisat bisa ada dalam urin dalam jumlah besar pada individu dengan gangguan metabolisme asam amino alkohol (fenilalanin dan tirosin). Karena faktor ini pemeriksaan glukosuria di negara maju telah diganti dengan Clinistix.
Glukosa urin positif tidak selalu berarti diabetes melitus, walaupun memang penyakit ini yang paling sering memberi hasil positif pada uji glukosa urin. Makna lain yang mungkin:
-Penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefritis tubular, sindroma Fanconi).
-Penyakit hepar dan keracunan logam berat.
-Faktor farmakologis (indometasin, isoniazid, asam nikotinat, diuretik tiazid, karbamazepin).
-Nutrisi parenteral total yang berlebihan (hiperalimentasi) dengan infus glukosa.
Protein
Nilai normal: negatif (uji semikuantitatif), 0.03-0.15 mg/24 jam (uji kuantitatif)
Protein dapat diuji dengan asam sulfosalisilat 20%, asam sulfat 6%, atau dengan reagen strip. Pemeriksaan dengan reagen strip lebih banyak digunakan saat ini. Untuk anak-anak di bawah 10 tahun nilai kuantitatif normal protein dalam urin sedikit lebih rendah daripada dewasa, yaitu <100>
Hasil abnormal (positif) dalam uji proteinuria dapat berarti:
Masalah nonginjal (gagal jantung kongestif, asites, infeksi bakteri, keracunan).
Keganasan (leukemia dan keganasan tulang yang bermetastasis).
Proteinuria sementara (pada dehidrasi, diet tinggi protein, stres, demam, post-pendarahan). Penyakit ginjal (lupus, infeksi saluran kemih, nekrosis tubular ginjal).
Pada anak-anak sering karena sindroma nefrotik atau penyakit bawaan (ginjal polikistik). Faktor farmakologis (amfoterisin B, semua aminoglikosida, fenilbutazon, sulfonamid).
Keton
Nilai normal: negatif
Uji ketonuria dimaksudkan untuk mendeteksi adanya produk sampingan penguraian karbohidrat dalam urin. Ketonuria dulu diperiksa dengan metode Rothera, dan sekarang digunakan dipstik. Hasil positif dapat ditemukan pada ketoasidosis diabetik, alkoholisme, diet tinggi lemak, penyakit glikogen, dan konsumsi obat-obatan tertentu (levodopa dan obat-obat anestetik).
Urobilinogen
Nilai normal: 0.1-1 Ehrlich U/dL (dipstik), atau positif s/d pengenceran 1/20 (Wallace-Diamond) Urobilinogen klasik diperiksa dengan uji pengenceran Wallace-Diamond. Cara ini sudah banyak digantikan oleh uji dipstik modern yang bersifat kualitatif.
Urobilinogenuria dapat disebabkan oleh
Penyakit hepar dan empedu (hepatitis akut, sirosis, kolangitis)
Infeksi tertentu (malaria, mononukleosis)
Polisitemia vera ataupun anemia
Keracunan timah hitam
Tidak ada urobilinogen sama sekali dalam urin bermakna ada obstruksi komplit pada saluran empedu (kolelitiasis atau karsinoma pankreas). Dari faktor farmakologis: kloramfenikol dan vitamin C menyebabkan urobilinogen urin berkurang.
Bilirubin
Nilai normal: negatif, maksimal 0.34 μmol/L. Bilirubinuria dapat disebabkan oleh:
Penyakit hepar (sirosis, hepatitis alkoholik), termasuk efek hepatotoksisitas.
Infeksi atau sepsis.
Keganasan (terutama hepatoma dan karsinoma saluran empedu).
Nitrit
Nilai normal: negatif (kurang dari 0.1 mg/dL, atau kurang dari 100.000 mikroorganisme/mL) Nitrit urin digunakan untuk skrining infeksi saluran kemih.
Eritrosit
Nilai normal: 0-3 sel per lapang pandang besar Eritrosit dalam urin yang berlebihan (mikrohematuria) dapat ditemukan pada urin wanita menstruasi dan perlukaan pada saluran kemih; baik oleh batu, infeksi, faktor trauma, maupun karena kebocoran glomerulus.
Leukosit
Nilai normal: 2-4 sel per lapang pandang besar Leukosit yang berlebihan dalam urin (piuria) biasanya menandakan adanya infeksi saluran kemih atau kondisi inflamasi lainnya, misalnya penolakan transplantasi ginjal. Sel epitel Nilai normal: sekitar 10 sel per lapang pandang besar, berbentuk skuamosa. Sel epitel yang lebih daripada jumlah normal berkaitan dengan infeksi saluran kemih dan glomerulonefritis. Sedangkan bentuk sel epitel abnormal dikaitkan dengan keganasan setempat.
Cast / inklusi
Nilai normal: ditemukan cast hialin dalam jumlah sedang, tanpa adanya inklusi. Cast merupakan kumpulan sel-sel yang dikelilingi suatu membran. Biasanya cast selain hialin (misalnya cast eritrosit atau cast leukosit) menunjukkan kerusakan pada glomerulus (glomerulonefritis kronik). Inklusi sitomegalik menunjukkan infeksi sitomegalovirus (CMV) atau campak.
Kristal
Nilai normal: ditemukan kristal dalam jumlah kecil Kristal yang ditemukan dalam urin tergantung pada pH urin yang diperiksa. Pada urin asam dapat ditemukan kristal asam urat. Pada urin netral ditemukan kristal kalsium oksalat. Pada urin basa mungkin terlihat kristal kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Ada juga sejumlah kristal yang dalam keadaan normal tidak ada; antara lain kristal tirosin, sistin, kolesterol, dan bilirubin.
Bakteri, jamur, dan parasit
Nilai normal bakteri: negatif. Kecuali untuk urin midstream: <>
Nilai normal jamur dan parasit: negatif Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih mungkin ditemukan dalam urinalisa, antara lain E.coli, Proteus vulgaris, Neisseria gonorrhoea dan Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan parasit yang mungkin ditemukan dalam urin adalah Schistosoma haematobium dan mikrofilaria spesies tertentu.
Referensi Chernecky CC & Berger BJ. Laboratory Tests and Diagnostic Procedure. Philadelphia: Saunders Elsevier, 2008. Kasper DL et.al (eds). Harrison’s Principles of Internal Medicine. New York: McGraw-Hill, 2007. (hnz)

C-Reactive Protein (CRP) Testing

Peradangan (pembengkakan) dari arteri-arteri adalah faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular. Ia telah dihubungkan pada peningkatan risiko penyakit jantung, serangan jantung, stroke dan penyakit arteri peripheral.

Untuk melihat apakah arteri-arteri anda meradang sebagai akibat dari atherosclerosis, dokter-dokter dapat menguji darah anda untuk C-reactive protein (CRP). Tubuh menghasilkan CRP sewaktu proses umum dari peradangan. Oleh karenanya, CRP adalah "penanda" untuk peradangan, yang berarti kehadirannya mengindikasikan keadaan peradangan yang meningkat didalam tubuh.

CRP dan Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada studi-studi yang melibatkan jumlah yang besar dari pasien-pasien, tingkat-tingkat CRP tampaknya berkorelasi dengan tingkat-tingkat dari risiko kardiovaskular. Kenyataannya, CRP tampaknya memprediksi risiko kardiovaskular paling sedikit sebaik yang dilakukan tingkat-tingkat kolesterol. Data dari studi kesehatan dokter-dokter, percobaan klinik yang melibatkan 18,000 dokter-dokter yang terlihat sehat, menemukan bahwa tingkat-tingkat dari CRP yang naik dihubungkan dengan peningkatan risiko serangan jantung sebesar tiga kali.

Pada studi kesehatan wanita Harvard, hasil-hasil dari tes CRP adalah lebih akurat daripada tingkat-tingkat kolesterol dalam memprediksi persoalan-persoalan koroneri. Dua belas penanda-penanda yang berbeda dari peradangan dipelajari pada wanita-wanita yang sehat dan sudah menopause. Setelah tiga tahun, CRP adalah peramal risiko yang paling kuat. Wanita-wanita dalam kelompok dengan tingkat-tingkat CRP yang paling tinggi adalah lebih dari empat kali lebih mungkin telah meninggal dari penyakit koroneri, atau telah menderita serangan jantung yang tidak fatal atau stroke. Kelompok ini juga lebih mungkin telah memerlukan prosedur kardiak seperti angioplasty (prosedur yang membuka arteri-arteri yang tersumbat dengan menggunakan tabung fleksibel) atau operasi bypass daripada wanita-wanita dalam kelompok dengan tingkat-tingkat yang paling rendah.

Mengukur CRP CRP diukur dengan tes darah sederhana, yang dapat dilakukan pada saat yang sama dimana kolesterol anda diperiksa. Satu tes sejenis ini adalah tes C-reactive protein (HS-CRP, juga disebut ultra-sensitive CRP atau US-CRP) yang sangat peka.
Risiko ditentukan berdasarkan pada hasil-hasil tes anda.

CRP Risiko untuk Penyakit Kardiovaskular
Kurang dari 1.0 mg/L Rendah
1.0-2.9 mg/L Menengah
Lebih besar dari 3.0 mg/L Tinggi

Adalah penting untuk mencatat bahwa peradangan yang disebabkan oleh kondisi-kondisi lain, seperti infeksi, penyakit, atau keluarnya arthritis yang serius, dapat menaikan tingkat-tingkat CRP. Sebelum mendapatkan tes CRP, beritahukan dokter anda kondisi-kondisi medis lain mana yang anda punya.

Perlukah Tingkat CRP Saya Diuji ?
Untuk sekarang, mereka yang berisiko tinggi untuk penyakit kardiovaskular harus mempertimbangkan memasukan suatu tes CRP bersama dengan analisa lipid (lemak) standar mereka. Ini termasuk orang-orang dengan paling sedikit satu atau kombinasi dari faktor-faktor risiko berikut:

Serangan jantung atau stroke sebelumnya Sejarah penyakit kardiovaskular keluarga Tingkat-tingkat kolesterol yang naik Seorang pria Perokok sigaret Diabetes atau tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol Ketidakaktifan fisik Berat badan yang berlebihan Sebagai tambahan, penelitian menyarankan bahwa adalah mungkin menguntungkan untuk mempunyai tingkat CRP anda diuji jika anda akan menjalani perawatan jantung seperti angioplasty. Minta pada dokter anda untuk petunjuk-petunjuk spesifik mengenai situasi anda.

Perawatan untuk CRP yang tinggi Untuk mengurangi risiko kardiovaskular anda, anda harus membuat perubahan-perubahan gaya hidup, seperti diet (makanan) jantung sehat, latihan, mengontrol diabetes, berhenti merokok, mengontrol tekanan darah tinggi, dan minum lebih sedikit alkohol.

Untuk mereka yang dengan tingkat CRP yang naik, meminum aspirin mungkin menyediakan perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular. Obat-obat yang menurunkan kolesterol mungkin juga mengurangi CRP. Dokter anda akan meresepkan obat-obat dan dosis-dosis yang tepat untuk merawat kondisi anda.

Helicobacter Pylori


Definisi Helicobacter Pylori
Helicobacter pylori (H. pylori) adalah suatu bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis) pada manusia. Bakteri ini juga adalah penyebab yang paling umum dari borok-borok (ulcers) diseluruh dunia. Infeksi H. pylori kemungkinan besar didapat dengan memakan makanan dan air yang tercemar (terkontaminasi) dan melalui kontak orang ke orang. Di Amerika, 30% dari populasi orang dewasa terinfeksi. 50% dari orang-orang yang terinfeksi adalah terinfeksi pada umur 60 tahun. Infeksi lebih umum pada kondisi-kondisi hidup yang penuh sesak dengan sanitasi yang jelek. Pada negara-negara dengan sanitasi yang jelek, 90% dari populasi dewasa dapat terinfeksi. Individu-individu yang terinfeksi biasanya membawa infeksi terus menerus (tak terbatas) hingga mereka dirawat dengan obat-obat untuk membasmi bakteri. Satu dari setiap tujuh pasien dengan infeksi H. pylori akan mengembangkan borok-borok duodenum (usus dua belas jari) atau lambung. H. pylori juga berhubungan dengan kanker perut dan suatu tipe yang jarang dari tumor lymphocytic dari perut yang disebut MALT lymphoma.
Mendiagnosis Infeksi Helicobacter Pylori
Tes-tes yang akurat dan mudah untuk mendeteksi infeksi H. pylori tersedia. Mereka termasuk tes-tes darah antibodi, tes-tes napas urea, tes-tes antigen tinja , dan biopsi-biopsi endoskopi.
Tes-tes darah untuk kehadiran antibodi-antibodi dari H. pylori dapat dilaksanakan secara mudah dan cepat. Bagaimanapun, antibodi-antibodi darah dapat bertahan bertahun-tahun setelah pembasmian H. pylori dengan antibiotik-antibiotik. Oleh karenanya, tes-tes antibodi darah mungkin baik untuk mendiagnosis infeksi, namun mereka tidak baik untuk menentukan apakah antibiotik-antibiotik telah membasmi secara sukses bakteri-bakterinya.
Tes napas urea [urea breath test (UBT)] adalah suatu tes yang aman, mudah dan akurat untuk kehadiran dari H. pylori didalam perut/lambung. Tes napas bersandar pada kemampuan dari H. pylori mengurai kimia yang terjadi secara alami, urea, kedalam karbondioksida yang diserap dari perut dan dieliminasi dari tubuh dalam napas. Sepuluh sampai 20 menit setelah menelan sebuah kapsul yang mengandung suatu jumlah yang sangat kecil dari urea yang beradioaktif, suatu contoh napas diambil dan dianalisa untuk karbondioksida yang beradioaktif. Kehadiran dari karbondioksida yang beradioaktif dalam napas (sebuah tes yang positif) berarti bahwa ada infeksi yang aktif. Tes menjadi negatif (tidak ada karbondioksida beradioaktif dalam napas) tidak lama sesudah pembasmian bakteri dari perut dengan antibiotik-antibiotik. Meskipun faktanya bahwa individu-individu yang mempunyai tes napas terpapar pada suatu jumlah yang kecil dari radioaktif, tes napas telah dimodifikasi sehingga ia juga dapat dilaksanakan dengan urea yang tidak beradioaktif.
Endoskopi adalah suatu tes yang akurat untuk mendiagnosis H. pylori begitu juga peradangan dan borok-borok yang disebabkan olehnya. Untuk endoskopi, dokter memasukkan suatu tabung peneropong yang lentur (endoscope) melalui mulut turun ke kerongkongan (esophagus), dan kedalam lambung dan duodenum. Sewaktu endoskopi contoh-contoh jaringan yang kecil (biopsies) dari lapisan lambung dapat diangkat/diambil. Sebuah contoh biopsi diletakkan diatas sebuah kaca mikroskop khusus yang mengandung urea (contoh, CLO test slides). Jika ureanya diurai oleh H. pylori didalam biopsi, ada suatu perubahan warna sekeliling biopsi pada kaca mikroskop. Ini berarti ada suatu infeksi dengan H. pylori didalam perut/lambung.
Tes yang paling akhir dikembangkan untuk H. pylori adalah suatu tes dimana kehadiran bakteri dapat didiagnosis dengan sebuah contoh dari feces/tinja. Tes menggunakan suatu antibodi dari H. pylori untuk memastikan jika H. pylori hadir dalam feces/tinja. Jika ya, itu berarti H. pylori menginfeksi perut. Seperti tes napas urea, sebagai tambahan pada diagnosis infeksi dengan H. pylori, feces dapat digunakan untuk menentukan apakah pembasmian telah efektif tidak lama kemudian setelah perawatan.
Tujuan Merawat H. pylori
Infeksi kronis dengan H. pylori melemahkan pertahanan-pertahanan alami dari lapisan perut terhadap aksi/tindakan dari asam yang mebuat borok. Obat-obat yang menetralkan asam lambung (antacids), dan obat-obat yang mengurangi pengeluaran asam didalam lambung (H2-blockers dan proton pump inhibitors atau PPIs) telah digunakan secara efektif bertahun-tahun untuk merawat borok-borok. H2-blockers, termasuk ranitidine (Zantac), famotidine (Pepcid), cimetidine (Tagamet), dan nizatidine (Axid). PPIs termasuk omeprazole (Prilosec), lansoprazole (Prevacid), rabeprazole (Aciphex), pantoprazole (Protonix), dan esomeprazole (Nexium). Antacids, H2-blockers dan PPIs, bagaimanapun, tidak membasmi H. pylori dari perut, dan borok-borok (ulcers) seringkali segera kembali setelah obat-obat ini dihentikan. Karenanya, antacids, H2-blockers atau PPIs harus diminum setip hari untuk bertahun-tahun untuk mencegah kekambuhan dari borok-borok dan komplikasi-komplikasi dari borok-borok seperti perdarahan, perforasi/pelubangan, dan gangguan perut. Pembasmian dari H. pylori mencegah kembalinya borok-borok dan komplikasi-komplikasi borok bahkan setelah obat-obat dihentikan. Pembasmian dari H. pylori juga adalah penting dalam merawat kondisi yang jarang yang dikenal sebagai MALT lymphoma dari perut. Perawatan dari H. pylori untuk mencegah kanker perut adalah kontroversial dan didiskusikan kemudian.
Merawat H. pylori H. pylori adalah sulit untuk dibasmi dari perut karena ia mampu mengembangkan perlawanan terhadap antibiotik-antibiotik yang biasa digunakan. Oleh karenanya, dua atau tiga antibiotik-antibiotik biasanya diberikan bersama dengan suatu campuran yang mengandung PPI dan/atau bismuth untuk membasmi bakteri. Bismuth dan PPIs mempunyai efek-efek anti H. pylori. Contoh-contoh dari kombinasi-kombinasi obat-obat yang efektif adalah:
Suatu PPI, amoxicillin (Amoxil) dan clarithromycin (Biaxin) Suatu PPI, metronidazole (Flagyl), tetracycline dan bismuth subsalicylate Kombinasi-kombinasi dari obat-obat ini dapat diharapkan menyembuhkan 70%-90% dari infeksi-infeksi. Bagaimanapun, studi-studi telah menunjukkan bahwa perlawanan dari H. pylori (kegagalan dari antibiotik-antibiotik untuk membasmi bakteri-bakteri) pada clarithromycin adalah umum diantara pasien-pasien yang mempunyai paparan sebelumnya pada clarithromycin atau antibiotik-antibiotik macrolide lainnya yang secara kimia serupa (seperti erythromycin). Dengan cara yang ama, perlawanan H. pylori pada metronidazole adalah umum diantara pasien-pasien yang mempunyai paparan sebelumnya pada metronidazole. Pada pasien-pasien ini, dokter-dokter harus mencari konbinasi-kombinasi lain dari antibiotik-antibiotik untuk merawat H. pylori. Perlawanan (resistensi) terhadap antibiotik adalah penyebab yang lain mengapa antibiotik-antibiotik harus digunakan secara hati-hati dan bijaksana untuk sebab-sebab yang benar, dan penggunaan antibiotik-antibiotik yang sembarangan untuk sebab-sebab yang tidak pantas harus tidak dilakukan.
Beberapa dokter mungkin ingin memastikan pembasmian dari H. pylori setelah perawatan dengan suatu tes napas urea atau suatu tes feces, terutama jika telah ada komplikasi-komplikasi serius dari infeksi seperti perforasi/pelubangan atau perdarahan didalam lambung atau duodenum. Biops-biopsi endoskopi untuk memastikan pembasmian bakteri adalah tidak perlu, dan tes-tes darah adalah tidak baik untuk memastikan pembasmian karena akan memakan waktu berbulan-bulan untuk antibodi-antibodi dari H. pylori untuk berkurang. Tes-tes terbaik untuk memastikan pembasmian adalah tes-tes napas dan feces yang telah dibahas sebelumnya. Pasien-pasien yang telah gagal untuk membasmi H. pylori dengan perawatan dirawat kembali, seringkali dengan suatu kombinasi berbeda dari obat-obatan.
Siapa Yang Harus Menerima Perawatan ?
Ada suatu konsensus umum diantara dokter-dokter bahwa pasien-pasien harus dirawat jika mereka terinfeksi dengan H. pylori dan mempunyai borok-borok (ulcers). Tujuan dari perawatan adalah untuk membasmi bakteri, menyembuhkan borok-borok, dan mencegah kembalinya borok-borok. Pasien-pasien dengan MALT lymphoma dari perut juga harus dirawat. MALT lymphoma adalah jarang, namun tumor seringkali mundur dengan cepat atas pembasmian yang sukses dari H. pylori.
Pada saat ini tidak ada rekomendasi yang formal untuk merawat pasien-pasien yang terinfeksi H. pylori tanpa penyakit borok atau MALT lymphoma. Karena kombinasi-kombinasi antibiotik dapat mempunyai efek-efek sampingan dan kanker-kanker perut adalah jarang di Amerika, dirasakan bahwa risiko-risiko perawatan untuk membasmi H. pylori pada pasien-pasien tanpa gejala-gejala atau borok-borok mungkin tidak membenarkan manfaat-manfaat yang tidak terbukti dari perawatan untuk tujuan pencegahan kanker perut. Pada sisi lain, infeksi H pylori diketahui menyebabkan atrophic gastritis (peradangan kronis dari perut yang menjurus pada berhentinya pertumbuhan lapisan dalam perut). Beberapa dokter-dokter percaya bahwa atrophic gastritis dapat menjurus pada perubahan-perubahan sel (intestinal metaplasia) yang dapat menjadi pelopor dari kanker perut. Studi-studi telah menunjukkan bahwa pembasmian H.pylori dapat membalikkan atrophic gastritis. Jadi, beberapa dokter-dokter merekomendasikan perawatan dari pasien-pasien yang bebas borok dan gejala yang terinfeksi H. pylori.
Banyak dokter-dokter percaya bahwa dyspepsia mungkin berhubungan dengan infeksi H. pylori. Meskipun masih belum jelas apakah H. pylori menyebabkan dyspepsia, banyak dokter-dokter akan memeriksa pasien-pasien dengan infeksi H. pylori dan merawat mereka jika infeksi hadir.
Ilmuwan-ilmuwan yang sedang mempelajari genetik-genetik dari H. pylori telah menemukan tipe-tipe (strain) berbeda dari bakteri-bakteri. Beberapa tipe-tipe dari H. pylori tampaknya lebih mudah menyebabkan borok-borok dan kanker perut. Penelitian lebih lanjut pada area ini mungkin membantu dokter-dokter untuk memilih secara cerdas pasien-pasien yang memerlukan perawatan. Vaksinasi terhadap H. pylori tampaknya tidak tersedia dalam waktu yang dekat.

Panel Pemeriksaan Laboratorium


Guna mempermudah dokter atau pelanggan untuk menentukan jenis pemeriksaan laboratorium yang sesuai dengan kondisi kesehatan atau kebutuhannya, maka Laboratorium Klinik Prodia merancang beberapa kumpulan pemeriksaan laboratorium yang disebut sebagai PANEL PEMERIKSAAN LABORATORIUM.

Panel pemeriksaan laboratorium adalah sekumpulan pemeriksaan laboratorium yang dirancang untuk tujuan mendeteksi penyakit, menentukan risiko, memantau perkembangan penyakit, memantau pengobatan, dan lain-lain.

- Tujuan : sebagai panduan untuk mempermudah dokter atau pelanggan menentukan jenis pemeriksaan laboratorium sesuai dengan tujuan pemeriksaan bagi pasien yang bersangkutan.
- Sifat: tidak mengikat, artinya dokter atau pelanggan dapat menambahkan atau mengurangi jenis pemeriksaan laboratorium sesuai kondisi masing-masing pasien.

Berikut ini adalah beberapa panel pemeriksaan laboratorium yang disediakan oleh Laboratorium Klinik Prodia.

:: PANEL CHECK UP KESEHATAN
Tujuan: mengetahui kualitas kesehatan secara umum, baik yang menyangkut fungsi organ maupun kondisi metabolisme tubuh.

Panel Check Up
Hematologi Rutin, Urin Rutin, Faeces Rutin, Bilirubin Total, Bilirubin Direk, GOT, GPT, Fosfatase Alkali, Gamma GT, Protein Elektroforesis, Glukosa Puasa*, Urea N*, HBsAg, Anti-HCV, Kreatinin, Asam Urat*, Cholesterol Total, Trigliserida*, Cholesterol HDL, Cholesterol LDL Direk

Panel General Medical Check Up (tersedia di cabang tertentu)
Panel Check Up + Pemeriksaan Non Laboratorium (pemeriksaan fisik dan tekanan darah, rontgen, EKG)

Panel Check Up Plus
Hematologi Rutin, Urin Rutin, Faeces Rutin, Bilirubin Total, Bilirubin Direk, GOT, GPT, Fosfatase Alkali, Gamma GT, Protein Elektroforesis, Glukosa Puasa*, Urea N*, HBsAg, Anti-HCV, Kreatinin, Asam Urat*, Cholesterol Total, Trigliserida*, Cholesterol HDL, Cholesterol LDL Direk, AFP, PSA (pria), Pap Smear (wanita)

Panel General Medical Check Up Plus (tersedia di cabang tertentu)
Panel Check Up Plus + Pemeriksaan Non Laboratorium (pemeriksaan fisik dan tekanan darah, rontgen, treadmill)

Pemeriksaan Non Laboratorium (tersedia di cabang tertentu)
Pemeriksaan fisik dan tekanan darah, foto dada (rontgen), ultrasonografi (USG), elektrokardiografi (EKG), treadmill

:: PANEL PREMARITAL
Tujuan: mendeteksi adanya penyakit menular, menahun atau diturunkan, yang dapat mempengaruhi kesuburan pasangan maupun kesehatan janin.

Jenis pemeriksaan: Hematologi Rutin, Urin Rutin, Glukosa Puasa*, HBsAg, VDRL/RPR, Golongan Darah (A,B,O) dan Rhesus, Gambaran Darah Tepi, Anti-Rubella IgG (perempuan), Anti-Toxoplasma IgG (perempuan), Anti-CMV (perempuan)

:: PANEL AWAL KEHAMILAN
Tujuan: mengetahui adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan Ibu hamil maupun janinnya.

Jenis pemeriksaan: Hematologi Rutin, Urin Rutin, Glukosa Puasa*, Glukosa 2 jam PP, HBsAg, Golongan Darah (A,B,O) dan Rhesus, VDRL/RPR, Anti-Rubella IgG & IgM, Anti-Toxoplasma IgG & IgM, Anti-CMV IgG & IgM, Anti-HSV2 IgG & IgM

:: PANEL TORCH
Tujuan: mengetahui adanya infeksi dan status kekebalan terhadap parasit Toxoplasma, virus Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan virus Herpes tipe 2 (HSV2) yang dapat mempengaruhi kesehatan janin.

Jenis pemeriksaan: Anti-Toxoplasma IgG & IgM, Anti-Rubella IgG & IgM, Anti-CMV IgG & IgM, Anti-HSV2 IgG & IgM

:: PANEL PEMERIKSAAN HIPERTENSI EVALUASI AWAL
Tujuan: mencari kemungkinan penyebab hipertensi, menentukan ada/tidaknya komplikasi hipertensi, memperkirakan perjalanan penyakit, serta menentukan faktor risiko lain pada penyakit-penyakit yang menyertai hipertensi.

Jenis pemeriksaan: Hematologi Rutin, Hematokrit, Urin Rutin, Glukosa Puasa*, Glukosa 2 jam PP, Cholesterol Total, Cholesterol HDL, Cholesterol LDL Direk, Trigliserida*, Apo B*, Urea N*, Kreatinin, Asam Urat*, Kalium (serum & urin 24 jam), Natrium (serum & urin 24 Jam, Albumin Urin Kualitatif (Mikroalbumin Kualitatif), Renin (PRA)**

:: PANEL PENGELOLAAN HIPERTENSI
Tujuan: memantau keberhasilan pengobatan hipertensi.

Jenis pemeriksaan: Urin Rutin, Glukosa Puasa*, Cholesterol Total, Cholesterol HDL, Cholesterol LDL Direk, Albumin Urin Kualitatif (Mikroalbumin Kualitatif), Trigliserida*, Apo B*, Urea N*, Kreatinin, Asam Urat*, Kalium, Natrium

:: PANEL PENGELOLAAN DIABETES MELITUS
Tujuan: memantau hasil pengobatan, dan mendeteksi faktor risiko komplikasi Diabetes Melitus.

Jenis pemeriksaan: Glukosa Puasa*, Glukosa 2 jam PP, HbA1c, Kreatinin, Urin Rutin, Trigliserida*, GPT, Cholesterol Total, Cholesterol HDL, Cholesterol LDL Direk, Albumin Urin Kuantitatif (Mikroalbumin Kuantitatif), Albumin/Globulin

:: PANEL LEMAK
Tujuan: mengetahui kadar berbagai jenis lemak yang penting dalam proses terjadinya penyumbatan pembuluh darah (Aterosklerosis).

Jenis pemeriksaan: Cholesterol Total, Cholesterol HDL, Cholesterol LDL Direk, Trigliserida*, Apo B*

:: PANEL SINDROM METABOLIK
Tujuan: mengetahui adanya sindrom metabolik yang merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke, serta diabetes melitus.

Panel Sindrom Metabolik 1
Lingkar Perut, Tekanan Darah, Trigliserida*, Cholesterol HDL, Glukosa Puasa*, Adiponektin

Panel Sindrom Metabolik 2
Lingkar Perut, Tekanan Darah, Trigliserida*, Cholesterol HDL, Glukosa Puasa*, Adiponektin, Cholesterol Total, Cholesterol LDL Direk, hs-CRP, Apo B*, SAT, GPT

:: PANEL UJI SARING VAKSINASI HEPATITIS B VIRUS
Tujuan: mengetahui adanya infeksi dan status kekebalan terhadap virus Hepatitis B.

Jenis pemeriksaan: HBsAg, Anti-HBs, Anti-HBc

:: PANEL RISIKO PJK/STROKE
Tujuan: menentukan dan memperkirakan faktor risiko yang dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke.

Jenis pemeriksaan: Cholesterol Total, Cholesterol HDL, Cholesterol LDL Direk, Trigliserida*, Apo B*, Lp(a)*, Adiponektin, Glukosa 2 jam PP, Status Antioksidan Total, Fibrinogen, ACA IgG & IgM, Homosistein, hs-CRP, Insulin & Glukosa Puasa*

:: PANEL OSTEOPOROSIS
Tujuan: mendeteksi dini risiko terjadinya pengeroposan tulang/osteoporosis.

Jenis pemeriksaan: CTx, N-MID Osteocalcin

:: PANEL DEMAM
Tujuan: mengetahui penyebab demam.

Jenis pemeriksaan: Hematologi Lengkap, Urin Rutin, Malaria, Widal, Gal Kultur, Anti-Dengue IgG & IgM, CRP Kuantitatif / hs-CRP, GOT, GPT

Keterangan:
* Puasa 12 jam.
** Persiapan khusus, hubungi petugas laboratorium.

Untuk memperoleh hasil pemeriksaan yang handal, persiapkan diri Anda sebaik-baiknya sesuai petujuk berikut ini:

Tata cara persiapan puasa secara umum
1. Pastikan Anda memperoleh asupan karbohidrat yang cukup (paling sedikit 150g/hari) selama 3 hari sebelum pemeriksaan.

2. Puasa selama 12 jam, yaitu sejak malam hari hingga waktu pengambilan darah / bahan pemeriksaan lain.

Selama puasa :

- Tidak boleh makan apapun, termasuk permen karet.

- Tidak minum teh, kopi, susu, dan lain-lain, meski tanpa gula.

- Minum air putih tetap diperbolehkan, terutama bila diperlukan pengambilan bahan pemeriksaan dari urin.

- Tidak merokok.

- Jangan berpuasa lebih dari 14 jam.

3. Tidak berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang berat sejak 12 jam sebelum pengambilan darah.

4. Berhenti minum obat sejak 4-24 jam sebelum pengambilan darah atau 48-72 jam sebelum penampungan urin, kecuali dokter tetap menganjurkan minum obat atau kondisi kesehatan tidak memungkinkan (informasikan hal ini kepada petugas laboratorium).

Sumber: www.prodia.co.id

Pemeriksaan untuk memonitor status HIV bagi ODHA

oleh Sarah Biel-Cunningham, M.S.W.

Tes laboratorium berkala merupakan salah satu bagian terpenting dari perawatan kesehatan HIV. Tes laboratorium ini merupakan bagian dari perencanaan pengobatan yang berfungsi untuk memonitor perkembangan HIV dalam tubuh anda, selain juga memberi informasi untuk membantu dalam penentuan jenis rejimen pengobatan - apakah anda sudah layak memulai pengobatan, menghentikan atau mengubah pengobatan. Komitmen anda untuk secara berkala melakukan monitor hasil laboratorium sangatlah penting untuk dapat memegang kendali terhadap kesehatan anda. Banyak orang merasa perlu untuk mengetahui dan mengerti tentang aspek perawatan kesehatan ini untuk dapat menerima status HIV mereka.
Terdapat beberapa jenis tes laboratorium yang digunakan untuk memonitor HIV. Keempat tes yang paling umum adalah viral load, jumlah CD4, tes darah lengkap dan tes kimia darah. Keempat jenis tes ini adalah tes darah dan merupakan tes paling komprehensif yang ada untuk memonitor kesehatan seeorang dengan HIV. Tergantung dari kesehatan dan apakah anda sedang dalam rejimen pengobatan, kebanyakan dokter akan melakukan tes ini setiap tiga hingga enam bulan. Karena tes-tes ini digunakan untuk memonitor kesehatan anda secara keseluruhan dengan membandingkan dengan hasil-hasil tes yang lalu, sangatlah penting untuk mengetahui kapan anda pertama kali didiagnosa atau kapan anda memulai pengobatan dalam melakukan tes laboratorium sehingga terdapat titik awal untuk perbandingan.
Untuk membaca hasil tes anda, dalam ringkasan laporan biasanya anda dapat melihat daftar jenis tes yang dilakukan, hasil tes tersebut serta rentang angka referensi. Hasil tes biasanya dilaporkan dalam bentuk angka absolut yang diukur per unit tertentu atau dalam persentase, yang kemudian dapat dibandingkan dengan rentang angka referensi yang diberikan untuk jenis tes tersebut. Rentang angka referensi diperoleh dari sampling sejumlah orang-orang sehat untuk menentukan rentang rata-rata. Hasil tes seseorang seharusnya jatuh di antara angka rata-rata tersebut untuk dapat dianggap masuk dalam rentang - normal.

Viral load
Tes ini dilakukan untuk mengukur jumlah HIV dalam darah (kopi/mL). Terdapat dua jenis tes viral load: polymerase chain reaction (PCR) atau branched DNA (b-DNA). Dari ringkasan hasil tes anda dapat mengetahui jenis tes yang digunakan. Walaupun kedua tes ini memberikan kesimpulan yang hampir sama, hasil tes dari dua jenis tes laboratorium ini tidak sebanding. Karenanya, walaupun hasil kedua tes tersebut pada dasarnya memberikan informasi yang sama, sangatlah penting untuk hanya menggunakan salah satu agar memberikan perbandingan yang konsisten.
Tujuan dari tes ini adalah untuk mencapai atau sedekat mungkin mencapai tingkat tidak terdeteksi. Untuk tes viral load PCR, angka yang dianggap tidak terdeteksi adalah kurang dari 50 kopi HIV dalam darah, dan untuk tes viral load b-DNA, angka ini adalah kurang dari 400 kopi HIV dalam darah. Anda disarankan untuk melakukan tes viral load setiap tiga bulan. Butuh waktu antara empat hingga tujuh hari bagi laboratorium untuk memproses hasil tes ini.

Jumlah CD4
Tes ini mengukur jumlah sel CD4 (T sel) dalam tubuh anda, berdasarkan kesehatan sistim kekebalan tubuh anda. Fokus dari tes ini adalah untuk mengukur jumlah CD4 absolut. Jumlah CD4 absolut adalah jumlah sel CD4 yang ada dalam sistim kekebalan tubuh anda. Sel CD4 merupakan bagian dari sistim kekebalan tubuh yang bertugas untuk melawan infeksi dan juga merupakan sel-sel yang secara langsung menjadi sasaran HIV. Dalam perkembangannya, HIV mengambil alih sel CD4, memanfaatkan sel-sel ini untuk bereplikasi, dan dalam proses tersebut membunuh sel CD4 yang asli. Hal inilah mengapa tes jumlah CD4 menjadi indikator yang berguna untuk menentukan kesehatan sistim kekebalan tubuh. Semakin banyak jumlah sel CD4, semakin kuat sistim kekebalan tubuh anda. Biasanya seseorang yang hidup dengan HIV dianjurkan untuk memonitor jumlah CD4 mereka untuk memastikan jumlahnya di atas 200. Namun bila jumlah CD4 anda di bawah 200, anda dianjurkan untuk bekerjasama dengan dokter untuk memulai rejimen pengobatan atau melakukan perbaikan dalam rejimen obat yang kini anda konsumsi. Dengan tes jumlah CD4, anda dianjurkan untuk melakukan tes begitu anda dites positif HIV, kemudian secara berkala tiap tiga hingga enam bulan. Biasanya laboratorium butuh waktu dua minggu untuk memproses tes ini.

Tes darah lengkap
Tes ini mengukur tiap komponen dalam darah. Tes darah lengkap sangat penting karena beberapa jenis obat-obatan dapat menyebabkan rendahnya jumlah darah merah atau darah putih, yang kemudian dapat menyebabkan anemia atau kelainan darah lain. Tes ini mengukur jumlah sel darah putih, hemoglobin, hematocrit dan platelet dalam darah. Dengan menggunakan tes ini, jumlah sel darah putih yang tinggi dapat berarti tubuh melakukan perlawanan terhadap infeksi yang mungkin tidak terdeteksi; jumlah sel darah merah yang rendah dengan hemoglobin dan hematocrit bisa jadi merupakan anemia akibat konsumsi obat HIV; dan jumlah platelet yang rendah dapat mempengaruhi pembekuan darah. Tes ini berbeda dengan tes viral load atau tes jumlah CD4 karena tidak secara langsung memperlihatkan perkembangan berkenaan dengan HIV, tetapi tetap membantu dengan memonitor kesehatan keseluruhan seseorang. Dengan tes darah lengkap dianjurkan anda melakukan tes tiap tiga bulan bila anda dalam rejimen pengobatan. Bila anda tidak mengkonsumsi obat-obatan HIV, tes ini seharusnya menjadi bagian dari tes fisik tahunan anda. Tes ini butuh satu hari untuk diproses laboratorium.

Skrining kimia darah
Tes ini merupakan skrining umum untuk mengukur apakah organ-organ tubuh anda (jantung, hati, ginjal, pankreas), otot dan tulang, bekerja dengan benar dengan mengukur kimia-kimia tertentu dalam darah. Tes ini penting untuk mendeteksi infeksi atau efek samping obat. Salah satu fokus terpenting dalam tes ini adalah monitor ensim hati. Hati merupakan organ tubuh penting karena hati membantu memproses obat-obatan, dan karena obat-obatan ini menuntut lebih banyak dari hati anda, ada kemungkinan terjadi toksisitas hati yang dapat mempengaruhi kesehatan umum anda. Albumin, alkalin, fosfat dan bilirubin juga perlu dimonitor untuk memastikan hati anda bekerja dengan baik. Fokus penting lain adalah untuk memonitor tingkat lipid jantung anda. Tes ini membantu memonitor kolesterol LDL (kolesterol jahat), kolesterol HDL (kolesterol sehat) serta trigliserida. Mengenal jenis-jenis lipid ini sangatlah penting untuk membantu memonitor kemungkinan penyakit jantung. Tes kimia darah ini sebaiknya dilakukan setiap tiga bulan, hasilnya dapat diperoleh dalam dua atau tiga hari kerja.
Tes laboratorium merupakan bagian penting dari perawatan kesehatan komprehensif anda dengan membantu memonitor perkembangan HIV dalam tubuh anda. Tes-tes ini dapat menjadi indikator untuk mendeteksi masalah-masalah kesehatan. Namun, ketika anda menggunakan hasil lab sebagai perbandingan dalam memonitor kesehatan anda, perlu juga untuk memahami bahwa suatu hasil tes yang tidak terduga belum tentu mengindikasikan adanya masalah kesehatan yang serius, yang lebih penting adalah untuk melihat tren dari hasil tes dalam jangka waktu tertentu, daripada hanya berpatokan pada satu hasil tes saja. Selain itu, terdapat banyak faktor dapat membuat hasil tes darah anda berbeda, ingatlah: bila anda tidak nyaman dengan tes darah pertama anda, minta dokter untuk mengulang tes. Penting untuk semua orang untuk memiliki pengertian umum tentang cara membaca ringkasan hasil tes laboratorium. Namun, lebih penting lagi untuk berbicara dengan dokter anda mengenai hasil lab anda dan minta kepadanya untuk mengartikan hasil tes dan bagaimana hasil tersebut dapat mempengaruhi perencanaan pengobatan anda.
[Sumber:
TheBody.com]

http://www.odhaindonesia.org