Cara pengambilan darah (pada anak-anak)


(milis-nakita] Tonang D Ardyanto
Sering muncul pertanyaan: kok ambil darahnya lain-lain, ada yang di jari, ada yang di lengan, kan sakit buat anak-anak.
Begini ceritanya.
Penentuan posisi pengambilan sampel darah, terutama ditentukan oleh jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Pertimbangan untuk sesedikit mungkin menimbulkan trauma tentu tetap penting.

Pengambilan melalui ujung jari, disebut "darah kapiler". Sedangkan pengambilan di siku-dalam disebut "darah vena". Selain siku-dalam, bisa juga di tempat lain, hanya siku-dalam lebih disukai karena lebih menguntungkan.

Darah kapiler bisa dipakai untuk tujuan pemeriksaan hematologi (darah) rutin : penyaring dasar anemia (Hb, sel darah merah, hematokrit), penghitungan sel darah, golongan darah. Memang ada kekurangan, tapi dianggap bisa diabaikan untuk hematologi rutin ini.

Bagaimana dengan tes gula darah yang hanya pakai tetesan itu? Ini bagian dari konsep PoCT (Point of Care Test). Pengukuran kadar gula darah dengan darah vena itu disebut wet-chemistry sedang yang kita lihat portable itu "dry-chemistry".

Apa boleh dipakai? Dipakai boleh, dijadingan pegangan jangan. Artinya, pemakaian di rumah secara berkala silakan, tetapi cross-check tetap harus ke laboratorium. Faktor "kondisi darah" maupun teknik pemeriksaan dengan dry-chemistry sangat mempengaruhi hasil. Karena itu, secara berkala 1 minggu sekali periksa di rumah silakan, tetapi pemeriksaan rutin tetap ke
laboratorium.

Sedangkan untuk keperluan pemeriksaan yang lebih lengkap, perlu darah vena :
penyaringan anemia spesifik (misalnya menyaring anemia defisiensi zat besi), untuk gambaran darah tepi (blood-smear), maupun untuk keperluan pemeriksaan kimiawi darah (kadar bilirubin, kadar gula, kadar lemak, kadar protein, elektrolit darah, dsb).

Soal cara pengambilan sampel, kalau dilihat dari sisi pemeriksaan saja, tentu darah vena lebih baik. Tetapi dari sisi kenyamanan, tentu kalau masih bisa dengan darah kapiler, akan lebih nyaman bagi pasien.

Ilmu pengambilan darah ini disebut phlebotomy (sebenarnya lebih luas daripada sekedar pengambilan sampel darah atau pengambilan darah di PMI, ini sederhananya saja). Ada perangkat persyaratan dan pelatihan standar untuk menjalankan tugas sebagai phlebotomist.

Sebagaimana terjadi di kalangan profesi perawat, dulunya para petugas pengambil sampel darah ini juga hanya berdasarkan pengalaman lapangan bertahun-tahun. Tetapi sekarang sudah ada standarissasi dan masuk dalam parameter baku-mutu laboratorium.

Pegangan nomor 1 seorang phlebotomis adalah : YAKIN. Menentukan lokasi pengambilan, lokasi pembuluh darah, ciri-ciri pasien seperti apa yang kemungkinan ada hambatan, yang ada risiko pembekuannya lambat, ada ilmunya. Begitu seorang phlebotomis tidak yakin, maka dia harus langsung mundur dan digantikan yang lain. Begitu juga, kalau 2 kali mencoba gagal, akan
digantikan yang lain.

Beberapa ciri yang lebih mungkin ada hambatan pengambilan :
1. Anak gemuk,sehingga tidak mudah menentukan lokasi pembuluh darah
2. Anak dengan pembuluh darah kecil, biasanya anak perempuan lebih kecil
ukurannya, sehingga lebih sulit diambil.
3. Anak dengan pola posisi pembuluh darah yang berbeda. Meski ada pola umum,
ada pula yang polanya berbeda, sehingga phlebotomis harus mencari lebih
lama.

Harap dipahami, tidak pula rasional kalau kita lantas mudah memarahi mereka.
Membuat phlebotomis gelisah karena kita marah, hanya akan memperbesar risiko kegagalan mereka menjalankan tugas.

Yang lebih rasional :
1. Pastikan petugas phlebotomis sudah tahu persis dan mengecek identitas anak kita. Jangan sampai terjadi salah identitas. Pengalaman akhir-akhir ini makin banyak kesamaan nama yang "indah-indah". Juga - maaf bukan bermaksud SARA - yang menggunakan nama Tionghoa/Suku tertentu, perlu sekali dipastikan karena tidak semua petugas memahami konsep "family-name" sehingga bisa
terjadi keliru. Lebih baik kita ikut susah-payah sedikit memastikan hal ini, karena bisa terjadi kesalahan yang murni tanpa kesengajaan petugas, selain karena benar-benar tidak tahu.
2. Kalau anak kita pernah diambil sampel darahnya, sampaikan pengalaman itu.
Apakah saat itu ada hambatan, di lengan yang mana, kapan terakhir diambil, bagaimana reaksi setelah diambil. Ini sangat berguna bagi phlebotomis.
3. Tanyakan "berapa banyak yang akan diambil, cukup sekali dengan satu alat, atau harus dua kali?" (untuk pemeriksaan tertentu, memang harus ada beda perlakuan sampel darah, sehingga bisa saja diambil secara terpisah).
4. Setelah itu tanyakan "menurut Anda anak saya ini akan sulit atau tidak diambil sampel darahnya?"

Prosedur pengecekan identitas, pertanyaan rentang riwayat pengambilan sampel sebelumnya, penjelasan tentang berapa volume darah dan teknik yang akan diambil, sudah menjadi prosedur baku untuk dijelaskan. Dengan kita aktif bertanya dan menjelaskan, akan makin kecil risiko adanya data yang terlewatkan.

Pertanyaan dari pasien juga akan memberi kesempatan kepada dua pihak untuk saling mengukur keyakinan diri. Kalau nanti si petugas menyatakan sulit, baru kita teruskan "Anda yakin mengambil sampel darah anak saya?". Dengan tahapan seperti ini, si petugas tidak akan mengedepankan emosi - yang tentu saja sebenarnya tidak diperbolehkan apapun alasannya.

Begitu juga kalau memang si petugas yakin, beri dia dukungan agar makin yakin. Kalau berhasil dengan mulus, sampaikan terima kasih. Kalaupun kemudian memang gagal, sampaikan "apa tidak sebaiknya Anda minta diganti yang lain agar lebih yakin?". Dengan langkah-langkah seperti ini, bisa terhindarkan kekakuan hubungan yang tidak diperlukan.

Sekarang, alat pengambilan sampel darah sudah makin maju, tidak lagi menggunakan tabung suntik seperti dulu. Ada tabung khusus yang bersifat "vacuum" (bertekanan negatif) sehingga rasa sakit lebih ringan sekaligus memperkecil risiko darah-beku saat baru saja diambil. Tetapi, ada saatnya pula pengambilan tetap menggunakan jarum biasa, karena keperluan pemeriksaan
tertentu (karena ada beda perlakuan terhadap sampel darah, tidak sama dengan sampel darah untuk pemeriksaan darah secara umum).

Pengambilan sampel darah relatif lebih sulit pada bayi, yang makin muda. Perlu teknik tinggi dan pengalaman lapangan lama. Tempatnya sering harus mencari-cari yang paling memungkinkan. Paling disukai tetap di siku-dalam, tetapi bisa juga di kaki.

Kalau anak kita dirawat di RS, ada lagi prosedur pengambilan darah yang memang secara teknis lebih sulit, yaitu untuk pemeriksaan Blood-Gas Analysis (BGA : analisa gas darah). Yang diperlukan adalah "darah arteri" bukan darah vena. Biasanya diambil dari arteri femoralis (di bagian pangkal paha). Warna darahnya(lebih cerah) beda dengan darah vena (lebih gelap). Setelah diambil sesegera mungkin dihindari dari kontak dengan udara dan diperiksa secepat-cepatnya.

Memang, sekolah phlebotomis "hanya" bisa mengajarkan ilmu, teori, latihan pada manequin dan sedikit latihan pada pasien. Keterampilan hanya bisa diperoleh dari pengalaman.
Ada kemungkinan pengambilan sampel darah pada Anda atau anak Anda tidak bisa sekali berhasil. Namun, dari pengalaman seperti itulah phlebotomis akan makin terampil.

Tonang
dokter umum (bukan SpPK).
Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

2 Response to "Cara pengambilan darah (pada anak-anak)"

  1. Unknown October 22, 2017 at 9:29 PM
    kemarin barusan anak saya diambil darah di RS swasta yg cukup berkelas..untuk pengecekan darah lengkap..tp kok.pakenya darah tepi ya?apakah cukup untuk pemeriksaan itu?apakah perlu saya ulang dgn darah vena?sebenarnya anak saya pernah dan tdk ad masalah saat pengambilan darah vena..
    terimakasih dokter Tonang

Post a Comment