Buku Sakti : Penuntun Laboratorium Klinik


Penuntun Laboratorium Klinik
No. ISBN 979523174X
Penulis Prof. Dr. R. Gandasoebrata
Penerbit Dian Rakyat
Tanggal terbit 2009
Jumlah Halaman 216
Berat Buku 70 gr
Jenis Cover soft cover
Dimensi(L x P) 14x205mm
Kategori Kedokteran
Bonus -
Text Bahasa Indonesia

Harga antara Rp 25.000 - Rp 40.000,- (berbagai sumber di Internet)

Buku ini merupakan pedoman laboratorium yang disusun berdasarkan metode pemeriksaan yang dipakai oleh Bagian Patologi Klinik FKUI dan Laboratorium RSCM. Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman sejak tahun 1956.
Walaupun metode pemeriksannya sederhana dan cenderung tidak dipakai lagi pada laboratorium modern. Tetapi, metode yang terdapat dalam buku ini adalah metode yang menjadi prinsip dasar semua metode pemeriksaan modern. Untuk kalangan akademisi, buku ini masih banyak dipakai karena lebih mudah dilakukan.
Bahan pemeriksaan mencakup semua cairan tubuh baik itu darah, urin, tinja dll. Disertai dengan penjelasan singkat tentang dasar pemeriksaan, sedikit tentang aspek klinis, nilai normal dan disertai dengan gambar sederhana. Tetapi buku ini tidak mencakup penjelasan patologi klinisnya karena hanya sebuah buku panduan praktis.
Pemeriksaan yang dijelaskan tidak begitu bayak tetapi pemeriksaan tersebut merupakan pemeriksaan yang rutin dilakukan untuk melakukan analisa laboratorium

Menghitung sel-sel darah

Ketiga jenis sel darah ; leukosit. eritrosit dan trombosit dihitung jumlahnya persatuam volume darah dengan terlebih dahulu membuat pengenceran dari darah yang akan diperiksa. Cara-cara menghitung sel darah secara manual dengan memakai pipet dan kamar hitung tetap menjadi upaya penting dalam laboratorium klinik, terutama di daerah yang masih belum mempunyai sarana laboratorium yang lengkap.

1. Menghitung Leukosit
Darah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung. jumlah leukosit dihitung dengan volume tertentu ; dengan mengenakan faktor konversi jumlah leukosit per ul darah dapat diperhitungkan. larutan TURK digunakan sebagai larutan pengencer, dengan komposisi : larutan gentianviolet 1% dalam air 1 ml, asam asetat glasial 1 ml, aquadest ad 100 ml. saringlah sebelum dipakai.

Cara :

Mengisi pipet Leukosit

Isaplah darah kapiler (kapiler, EDTA, atau oxalat) sampai pada garis tanda “0,5″ tepat.
Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
Masukkan ujung pipet kedalam larutan TURK sambil mempertahankan darah tetap pada garis tan tadi. pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan TURK dihisap perlahan-lahan sampai garis tanda “11″ tepat. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung udara.
Angkatlah pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari kemudian lepaskan karet penghisap.
Kocoklah pipet tadi selama 15-30 detik. jika tidak segera akan dihitung letakkan pipet dalam posisi horizontal.

Mengisi kamar hitung
Letakkan kamar hitung yang telah benar-benar bersih dengan kaca penutup yang terpasang mendatar di atas meja.
Kocoklah pipet yang berisi tadi selama 3 menit terus menerus (jangan samapai ada cairan yang terbuang dari pipet saat mengocok)
Buang semua cairan yang ada pada batang kapiler pipet (3 – 4 tetes) dan kemudian sentuhkan ujung pipet (sudut 30 derajat) dengan menyinggung pinggir kaca penutup pada kamar hitung. Biarkan kamar hitung tersebut terisi cairan perlahan-lahan dengan gaya kapilaritasnya sendiri.
Biarkan kamar hitung yang sudah terisi tersebut selama 2-3 menit agar leukkosit-leukosit mengendap. jika tidak akan dihitung segera, simpan kamar hitung tersebut dalam cawan peti tertutup yang berisi kapas basah.

Cara menghitung sel
Pakailah lensa objektif kecil (pembesaran 10x). turunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma mikroskop. meja mikroskop harus datar,
Kamar hitung dengan bidang bergaris diletakkan di bawah objektif dan fokus mikroskop diarahkan pada garis-garis bagi tersebut. Dengan sendirinya leukosit-leukosit akan jelas terlihat.
Hitunglah semua leukosit yang terdapat dalam keempat “bidang besar” pada sudut-sudut “seluruh permukaan yang dibagi”.
Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri dan seterusnya. Kadang ada sel yang menyinggung garis suatu bidang, sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah di hitung. Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis sebelah kanan dan bawah tidak boleh dihitung.

Perhitungan
Pengenceran yang dilakukan pada pipet adalah 20 kali. Jumlah semua sel yang dihitung dalam keempat bidang itu dibagi 4 menunjukkan jumlah leukosit dalam 0,1 ul. Kalikan angka tersebut dengan 10 (untuk tinggi) dan 20 (untuk pengenceran) untuk mendapatkan jumlah leukosit dalam 1 ul darah. Singkatnya : Jumlah sel yang terhitung dikali 50 = jumlah leukosit per ul darah.

Catatan : Pengenceran yang lazim digunakan untuk menghitung leukosit adalah 20 kali, tetapi menurut keadaan (leukositosis tinggi atau leukopenia) pengenceran dapat diubah sesuai keadaan tersebut, lebih tinggi pada leukositosis dan lebih rendah pada leukopenia. Sedian darah dengan oxalat yang tidak segera dipakai ada kemungkinan terjadi penggumpalan leukosit. Jika darah tepi banyak mengandung sel darah merah berinti maka sel tersebut akan diperhitungkan seperti leukosit, untuk koreksi dapat dilakukan pemeriksaan sedian hapus yang dipakai untuk hitung jenis leukosit, persentase sel darah merah berinti di catat. misalnya ; didapatkan 10.000 leukosit per ul darah dan dari hitung jenis didapatkan tiap 100 leukosit ada 25 sel darah merah berinti, maka jumlah leukosit yang sebenarnya adalah :


2. Menghitung Eritrosit
Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu ; dengan menggunakan faktor konversi, jumlah eritrosit per ul darah dapat diperhitungkan. larutan pengencer yang dipakai adalah larutan HAYEM, dengan komposisi :
natrium sulfat (berair kristal) 5 g;
natrium klorida 1 g;
merkuri klorida 0,5 g,
aquadest ad 200 ml.
Juga boleh dipakai larutan GOWERS :
natrium sulfat 12,5 g;
asam asetat glasial 33,3 ml;
aquadest ad 200 ml.
Saringlah sebelum dipakai.

Mengisi pipet eritrosit
Tindakan-tindakan sama seperti mengisi pipet leukosit ; darah dihisap samapai tanda “0,5″ dan larutan pengencer samapa tanda “101″.

Mengisi kamar hitung
Sama dengan metoda yang digunakan untuk menghitung leukosit di atas

Menghitung jumlah sel
Turunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma. meja mikroskop harus dalam posisi rata air.
Atur fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif kecil (10 x), kemudian lensa tersebut diganti dengan lensa objektif besar (40x), sampai garis-garis bagi dalam bidang besar tengah jelas terlihat.
Hitung semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16 bidang kecil (misalnya ; pada keempat sudut bidang besar di tambah dengan satu bidang di bagian tengah). Cara dan ketentuan menghitung sel sama dengan cara menghitung leukosit.

Perhitungan
Pengenceran dalam pipet eritrosit adalah 200 kali. Luas tiap bidang kecil 1/400 mm kuatdrat, tinggi kamar hitung 1/10 mm, sedangkan eritrosit yang dihitung dalam 5 x 16bidang kamar kecil = 80 bidang kecil, yang jumlah luasnya 1/5 mm kuatdrat. Faktor untuk mendapatkan jumlah eritrosit dalam ul darah menjadi 5 x 10 x 200 = 10.000

Catatan : Pengenceran yang lazim dipakai untuk menghitung eritrosit adalah 200 x; tetapi menurut keadaan (eritrositosis atau anemia) dapat diubah sesuai dengan keadaan itu. untk mengecilkan kesalahan sekurang-kurangnya harus 400 eritrosit dihitung dalam kamar hitung. Menghitung eritrosit dengan kamar hitung lebih sukar dibanding dengan menghitung leukosit dan dibutuhkan ketelitian yang lebih.

3. Menghitung Trombosit
Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dengan kotoran kecil. Dan ditambah dengan sifatnya yang cenderung melekat pada permukaan asing (bukan endotel utuh) dan menggumpal-gumpal.

Ada dua cara yang lazim di pakai, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. pada cara tidak langsung jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit itulah yang sebnarnya dihitung. untuk mencegah trombosit melekat pada permukaan asing, dianjurkan untuk menggunakan alat-alat gelas yang dilapisi silikon atau alat-alat plastik

Cara Langsung (Rees dan Ecker)
Darah diencerkan dengan larutan REES ECKER dan jumlah trombosit dihitung dalam kamar hitung. Larutan REES ECKER : natrium sitrat 3,8g; formaldehid 40% 2 ml; brillian cresylblue 30 mg; aquadest ad 100 ml. Harus disaring sebelum dipakai.

Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda “1″ dan buanglah lagi cairan itu.
Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES ECKER sampai garis tanda “101″. Segeralah kocok selama 3 menit.
Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.
Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dalam cawan petri tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap
Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1 mm kuadrat) memakai lensa objektif besar.
Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.

Cara tidak langsung (Fonio)
Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering lagi.
Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat 14%.
Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan lar magnesium sulfat tersebut.
Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium sulfat, campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut.
Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Wrigth atau Giemsa)
Hitung jumlah trombosit yang dilihat bersama dengan 1.000 eritrosit.
Lakukanlah tindakan menghitung jumlah eritrosit per ul darah.
Perhitungkanlah jumlah trombosit per ul darah berdasarkan kedua angka itu.
Catatan : Jumlah trombosit dalam keadaan normal sangat dipengaruhi oleh cara menghitungnya. sering dipastikan nilai normal adalah antara 200.000 dan 500.000 per ul darah. Karena sukar dihitung, pemeriksaan semikuantitatif tentang jumlah trombosit dalam sediaan apus darah sangat besar artinya sebagai pemeriksaan penyaring

http://yayanakhyar.wordpress.com/2010/03/26/lab-menghitung-sel-sel-darah/
R. Gandasoebrata. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat. 2007.