C-Reactive Protein (CRP) Testing

Peradangan (pembengkakan) dari arteri-arteri adalah faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular. Ia telah dihubungkan pada peningkatan risiko penyakit jantung, serangan jantung, stroke dan penyakit arteri peripheral.

Untuk melihat apakah arteri-arteri anda meradang sebagai akibat dari atherosclerosis, dokter-dokter dapat menguji darah anda untuk C-reactive protein (CRP). Tubuh menghasilkan CRP sewaktu proses umum dari peradangan. Oleh karenanya, CRP adalah "penanda" untuk peradangan, yang berarti kehadirannya mengindikasikan keadaan peradangan yang meningkat didalam tubuh.

CRP dan Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada studi-studi yang melibatkan jumlah yang besar dari pasien-pasien, tingkat-tingkat CRP tampaknya berkorelasi dengan tingkat-tingkat dari risiko kardiovaskular. Kenyataannya, CRP tampaknya memprediksi risiko kardiovaskular paling sedikit sebaik yang dilakukan tingkat-tingkat kolesterol. Data dari studi kesehatan dokter-dokter, percobaan klinik yang melibatkan 18,000 dokter-dokter yang terlihat sehat, menemukan bahwa tingkat-tingkat dari CRP yang naik dihubungkan dengan peningkatan risiko serangan jantung sebesar tiga kali.

Pada studi kesehatan wanita Harvard, hasil-hasil dari tes CRP adalah lebih akurat daripada tingkat-tingkat kolesterol dalam memprediksi persoalan-persoalan koroneri. Dua belas penanda-penanda yang berbeda dari peradangan dipelajari pada wanita-wanita yang sehat dan sudah menopause. Setelah tiga tahun, CRP adalah peramal risiko yang paling kuat. Wanita-wanita dalam kelompok dengan tingkat-tingkat CRP yang paling tinggi adalah lebih dari empat kali lebih mungkin telah meninggal dari penyakit koroneri, atau telah menderita serangan jantung yang tidak fatal atau stroke. Kelompok ini juga lebih mungkin telah memerlukan prosedur kardiak seperti angioplasty (prosedur yang membuka arteri-arteri yang tersumbat dengan menggunakan tabung fleksibel) atau operasi bypass daripada wanita-wanita dalam kelompok dengan tingkat-tingkat yang paling rendah.

Mengukur CRP CRP diukur dengan tes darah sederhana, yang dapat dilakukan pada saat yang sama dimana kolesterol anda diperiksa. Satu tes sejenis ini adalah tes C-reactive protein (HS-CRP, juga disebut ultra-sensitive CRP atau US-CRP) yang sangat peka.
Risiko ditentukan berdasarkan pada hasil-hasil tes anda.

CRP Risiko untuk Penyakit Kardiovaskular
Kurang dari 1.0 mg/L Rendah
1.0-2.9 mg/L Menengah
Lebih besar dari 3.0 mg/L Tinggi

Adalah penting untuk mencatat bahwa peradangan yang disebabkan oleh kondisi-kondisi lain, seperti infeksi, penyakit, atau keluarnya arthritis yang serius, dapat menaikan tingkat-tingkat CRP. Sebelum mendapatkan tes CRP, beritahukan dokter anda kondisi-kondisi medis lain mana yang anda punya.

Perlukah Tingkat CRP Saya Diuji ?
Untuk sekarang, mereka yang berisiko tinggi untuk penyakit kardiovaskular harus mempertimbangkan memasukan suatu tes CRP bersama dengan analisa lipid (lemak) standar mereka. Ini termasuk orang-orang dengan paling sedikit satu atau kombinasi dari faktor-faktor risiko berikut:

Serangan jantung atau stroke sebelumnya Sejarah penyakit kardiovaskular keluarga Tingkat-tingkat kolesterol yang naik Seorang pria Perokok sigaret Diabetes atau tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol Ketidakaktifan fisik Berat badan yang berlebihan Sebagai tambahan, penelitian menyarankan bahwa adalah mungkin menguntungkan untuk mempunyai tingkat CRP anda diuji jika anda akan menjalani perawatan jantung seperti angioplasty. Minta pada dokter anda untuk petunjuk-petunjuk spesifik mengenai situasi anda.

Perawatan untuk CRP yang tinggi Untuk mengurangi risiko kardiovaskular anda, anda harus membuat perubahan-perubahan gaya hidup, seperti diet (makanan) jantung sehat, latihan, mengontrol diabetes, berhenti merokok, mengontrol tekanan darah tinggi, dan minum lebih sedikit alkohol.

Untuk mereka yang dengan tingkat CRP yang naik, meminum aspirin mungkin menyediakan perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular. Obat-obat yang menurunkan kolesterol mungkin juga mengurangi CRP. Dokter anda akan meresepkan obat-obat dan dosis-dosis yang tepat untuk merawat kondisi anda.

Helicobacter Pylori


Definisi Helicobacter Pylori
Helicobacter pylori (H. pylori) adalah suatu bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis) pada manusia. Bakteri ini juga adalah penyebab yang paling umum dari borok-borok (ulcers) diseluruh dunia. Infeksi H. pylori kemungkinan besar didapat dengan memakan makanan dan air yang tercemar (terkontaminasi) dan melalui kontak orang ke orang. Di Amerika, 30% dari populasi orang dewasa terinfeksi. 50% dari orang-orang yang terinfeksi adalah terinfeksi pada umur 60 tahun. Infeksi lebih umum pada kondisi-kondisi hidup yang penuh sesak dengan sanitasi yang jelek. Pada negara-negara dengan sanitasi yang jelek, 90% dari populasi dewasa dapat terinfeksi. Individu-individu yang terinfeksi biasanya membawa infeksi terus menerus (tak terbatas) hingga mereka dirawat dengan obat-obat untuk membasmi bakteri. Satu dari setiap tujuh pasien dengan infeksi H. pylori akan mengembangkan borok-borok duodenum (usus dua belas jari) atau lambung. H. pylori juga berhubungan dengan kanker perut dan suatu tipe yang jarang dari tumor lymphocytic dari perut yang disebut MALT lymphoma.
Mendiagnosis Infeksi Helicobacter Pylori
Tes-tes yang akurat dan mudah untuk mendeteksi infeksi H. pylori tersedia. Mereka termasuk tes-tes darah antibodi, tes-tes napas urea, tes-tes antigen tinja , dan biopsi-biopsi endoskopi.
Tes-tes darah untuk kehadiran antibodi-antibodi dari H. pylori dapat dilaksanakan secara mudah dan cepat. Bagaimanapun, antibodi-antibodi darah dapat bertahan bertahun-tahun setelah pembasmian H. pylori dengan antibiotik-antibiotik. Oleh karenanya, tes-tes antibodi darah mungkin baik untuk mendiagnosis infeksi, namun mereka tidak baik untuk menentukan apakah antibiotik-antibiotik telah membasmi secara sukses bakteri-bakterinya.
Tes napas urea [urea breath test (UBT)] adalah suatu tes yang aman, mudah dan akurat untuk kehadiran dari H. pylori didalam perut/lambung. Tes napas bersandar pada kemampuan dari H. pylori mengurai kimia yang terjadi secara alami, urea, kedalam karbondioksida yang diserap dari perut dan dieliminasi dari tubuh dalam napas. Sepuluh sampai 20 menit setelah menelan sebuah kapsul yang mengandung suatu jumlah yang sangat kecil dari urea yang beradioaktif, suatu contoh napas diambil dan dianalisa untuk karbondioksida yang beradioaktif. Kehadiran dari karbondioksida yang beradioaktif dalam napas (sebuah tes yang positif) berarti bahwa ada infeksi yang aktif. Tes menjadi negatif (tidak ada karbondioksida beradioaktif dalam napas) tidak lama sesudah pembasmian bakteri dari perut dengan antibiotik-antibiotik. Meskipun faktanya bahwa individu-individu yang mempunyai tes napas terpapar pada suatu jumlah yang kecil dari radioaktif, tes napas telah dimodifikasi sehingga ia juga dapat dilaksanakan dengan urea yang tidak beradioaktif.
Endoskopi adalah suatu tes yang akurat untuk mendiagnosis H. pylori begitu juga peradangan dan borok-borok yang disebabkan olehnya. Untuk endoskopi, dokter memasukkan suatu tabung peneropong yang lentur (endoscope) melalui mulut turun ke kerongkongan (esophagus), dan kedalam lambung dan duodenum. Sewaktu endoskopi contoh-contoh jaringan yang kecil (biopsies) dari lapisan lambung dapat diangkat/diambil. Sebuah contoh biopsi diletakkan diatas sebuah kaca mikroskop khusus yang mengandung urea (contoh, CLO test slides). Jika ureanya diurai oleh H. pylori didalam biopsi, ada suatu perubahan warna sekeliling biopsi pada kaca mikroskop. Ini berarti ada suatu infeksi dengan H. pylori didalam perut/lambung.
Tes yang paling akhir dikembangkan untuk H. pylori adalah suatu tes dimana kehadiran bakteri dapat didiagnosis dengan sebuah contoh dari feces/tinja. Tes menggunakan suatu antibodi dari H. pylori untuk memastikan jika H. pylori hadir dalam feces/tinja. Jika ya, itu berarti H. pylori menginfeksi perut. Seperti tes napas urea, sebagai tambahan pada diagnosis infeksi dengan H. pylori, feces dapat digunakan untuk menentukan apakah pembasmian telah efektif tidak lama kemudian setelah perawatan.
Tujuan Merawat H. pylori
Infeksi kronis dengan H. pylori melemahkan pertahanan-pertahanan alami dari lapisan perut terhadap aksi/tindakan dari asam yang mebuat borok. Obat-obat yang menetralkan asam lambung (antacids), dan obat-obat yang mengurangi pengeluaran asam didalam lambung (H2-blockers dan proton pump inhibitors atau PPIs) telah digunakan secara efektif bertahun-tahun untuk merawat borok-borok. H2-blockers, termasuk ranitidine (Zantac), famotidine (Pepcid), cimetidine (Tagamet), dan nizatidine (Axid). PPIs termasuk omeprazole (Prilosec), lansoprazole (Prevacid), rabeprazole (Aciphex), pantoprazole (Protonix), dan esomeprazole (Nexium). Antacids, H2-blockers dan PPIs, bagaimanapun, tidak membasmi H. pylori dari perut, dan borok-borok (ulcers) seringkali segera kembali setelah obat-obat ini dihentikan. Karenanya, antacids, H2-blockers atau PPIs harus diminum setip hari untuk bertahun-tahun untuk mencegah kekambuhan dari borok-borok dan komplikasi-komplikasi dari borok-borok seperti perdarahan, perforasi/pelubangan, dan gangguan perut. Pembasmian dari H. pylori mencegah kembalinya borok-borok dan komplikasi-komplikasi borok bahkan setelah obat-obat dihentikan. Pembasmian dari H. pylori juga adalah penting dalam merawat kondisi yang jarang yang dikenal sebagai MALT lymphoma dari perut. Perawatan dari H. pylori untuk mencegah kanker perut adalah kontroversial dan didiskusikan kemudian.
Merawat H. pylori H. pylori adalah sulit untuk dibasmi dari perut karena ia mampu mengembangkan perlawanan terhadap antibiotik-antibiotik yang biasa digunakan. Oleh karenanya, dua atau tiga antibiotik-antibiotik biasanya diberikan bersama dengan suatu campuran yang mengandung PPI dan/atau bismuth untuk membasmi bakteri. Bismuth dan PPIs mempunyai efek-efek anti H. pylori. Contoh-contoh dari kombinasi-kombinasi obat-obat yang efektif adalah:
Suatu PPI, amoxicillin (Amoxil) dan clarithromycin (Biaxin) Suatu PPI, metronidazole (Flagyl), tetracycline dan bismuth subsalicylate Kombinasi-kombinasi dari obat-obat ini dapat diharapkan menyembuhkan 70%-90% dari infeksi-infeksi. Bagaimanapun, studi-studi telah menunjukkan bahwa perlawanan dari H. pylori (kegagalan dari antibiotik-antibiotik untuk membasmi bakteri-bakteri) pada clarithromycin adalah umum diantara pasien-pasien yang mempunyai paparan sebelumnya pada clarithromycin atau antibiotik-antibiotik macrolide lainnya yang secara kimia serupa (seperti erythromycin). Dengan cara yang ama, perlawanan H. pylori pada metronidazole adalah umum diantara pasien-pasien yang mempunyai paparan sebelumnya pada metronidazole. Pada pasien-pasien ini, dokter-dokter harus mencari konbinasi-kombinasi lain dari antibiotik-antibiotik untuk merawat H. pylori. Perlawanan (resistensi) terhadap antibiotik adalah penyebab yang lain mengapa antibiotik-antibiotik harus digunakan secara hati-hati dan bijaksana untuk sebab-sebab yang benar, dan penggunaan antibiotik-antibiotik yang sembarangan untuk sebab-sebab yang tidak pantas harus tidak dilakukan.
Beberapa dokter mungkin ingin memastikan pembasmian dari H. pylori setelah perawatan dengan suatu tes napas urea atau suatu tes feces, terutama jika telah ada komplikasi-komplikasi serius dari infeksi seperti perforasi/pelubangan atau perdarahan didalam lambung atau duodenum. Biops-biopsi endoskopi untuk memastikan pembasmian bakteri adalah tidak perlu, dan tes-tes darah adalah tidak baik untuk memastikan pembasmian karena akan memakan waktu berbulan-bulan untuk antibodi-antibodi dari H. pylori untuk berkurang. Tes-tes terbaik untuk memastikan pembasmian adalah tes-tes napas dan feces yang telah dibahas sebelumnya. Pasien-pasien yang telah gagal untuk membasmi H. pylori dengan perawatan dirawat kembali, seringkali dengan suatu kombinasi berbeda dari obat-obatan.
Siapa Yang Harus Menerima Perawatan ?
Ada suatu konsensus umum diantara dokter-dokter bahwa pasien-pasien harus dirawat jika mereka terinfeksi dengan H. pylori dan mempunyai borok-borok (ulcers). Tujuan dari perawatan adalah untuk membasmi bakteri, menyembuhkan borok-borok, dan mencegah kembalinya borok-borok. Pasien-pasien dengan MALT lymphoma dari perut juga harus dirawat. MALT lymphoma adalah jarang, namun tumor seringkali mundur dengan cepat atas pembasmian yang sukses dari H. pylori.
Pada saat ini tidak ada rekomendasi yang formal untuk merawat pasien-pasien yang terinfeksi H. pylori tanpa penyakit borok atau MALT lymphoma. Karena kombinasi-kombinasi antibiotik dapat mempunyai efek-efek sampingan dan kanker-kanker perut adalah jarang di Amerika, dirasakan bahwa risiko-risiko perawatan untuk membasmi H. pylori pada pasien-pasien tanpa gejala-gejala atau borok-borok mungkin tidak membenarkan manfaat-manfaat yang tidak terbukti dari perawatan untuk tujuan pencegahan kanker perut. Pada sisi lain, infeksi H pylori diketahui menyebabkan atrophic gastritis (peradangan kronis dari perut yang menjurus pada berhentinya pertumbuhan lapisan dalam perut). Beberapa dokter-dokter percaya bahwa atrophic gastritis dapat menjurus pada perubahan-perubahan sel (intestinal metaplasia) yang dapat menjadi pelopor dari kanker perut. Studi-studi telah menunjukkan bahwa pembasmian H.pylori dapat membalikkan atrophic gastritis. Jadi, beberapa dokter-dokter merekomendasikan perawatan dari pasien-pasien yang bebas borok dan gejala yang terinfeksi H. pylori.
Banyak dokter-dokter percaya bahwa dyspepsia mungkin berhubungan dengan infeksi H. pylori. Meskipun masih belum jelas apakah H. pylori menyebabkan dyspepsia, banyak dokter-dokter akan memeriksa pasien-pasien dengan infeksi H. pylori dan merawat mereka jika infeksi hadir.
Ilmuwan-ilmuwan yang sedang mempelajari genetik-genetik dari H. pylori telah menemukan tipe-tipe (strain) berbeda dari bakteri-bakteri. Beberapa tipe-tipe dari H. pylori tampaknya lebih mudah menyebabkan borok-borok dan kanker perut. Penelitian lebih lanjut pada area ini mungkin membantu dokter-dokter untuk memilih secara cerdas pasien-pasien yang memerlukan perawatan. Vaksinasi terhadap H. pylori tampaknya tidak tersedia dalam waktu yang dekat.

Post Blood Collection Hematoma Care Instructions


What is a hematoma?
A hematoma is a swollen or raised area at the venipuncture site resulting from the leakage of blood into the tissues.
What will happen to the hematoma?
In the next few days, the blood will be absorbed by the body. The blood will surface to the skin causing a bruised appearance. As the bruise is healing, it will turn a yellowish-green in color and then gradually fade.
What can I do?
Below are a few steps you can take to help the healing process and/or make your arm feel more comfortable:
1. Leave the pressure dressing on for at least 8 hours.
2. Do not take aspirin or ibuprofen for 72 hours
3. Avoid lifting heavy objects with the arm
4. Apply ice packs, wrapped in a cloth, to the affected site for approximately 20 minutes one or more times during the first 24 hours following the formation of the bruise or hematoma.
5. You may apply warm, moist compresses to the site for 20 minutes one or more time during the second 24 hours after the collection.
6. If you notice any of the following complications notify your doctor immediately and report the problem to us.
• Discoloration of the hand
• Additional swelling
• Generalized pain or discomfort of the arm
• Throbbing of the arm
• Numbness in the arm

If you have any questions or concerns, please contact your medical provider

TRICHROME STAIN PROCEDURE

PRINCIPLE

It is generally recognized that stained fecal films are the single most productive means of stool examination for intestinal protozoa. The permanent stained smear facilitates detection and identification of cysts and trophozoites and affords a permanent record of the protozoa encountered. Small protozoa, missed by wet mount examinations (of either unconcentrated or concentrated samples) are often seen on the stained smear. The Wheatley Trichrome technique for fecal specimens is a modification of Gomori’s original staining procedure for tissue. It is a rapid, simple procedure, which produces uniformly well-stained smears of the intestinal protozoa, human cells, yeast, and artifact material.

SPECIMEN

The specimens usually consist of fresh stool or stool fixed in PVA or MIF smeared on microscope slides and allowed to air dry or dry on a slide warmer at 60°C. Stool preserved in 10% -formalin or some of the one-vial fixatives can also be used.

REAGENTS

There are seven steps to this procedure, requiring the following solutions:
1. 70% Ethanol plus iodine: prepare a stock solution by adding iodine crystals to 70% alcohol until you obtain a dark solution. To use, dilute the stock with 70% alcohol until a dark reddish brown color or strong tea color is obtained.
2. 70% Ethanol
3. Trichrome Stain: may be purchased commercially
4. 90% Acid Ethanol
90% ethanol 99.5 ml
Acetic acid (glacial) 0.5 ml
5. 95% ethanol
6. 100% ethanol
7. Xylene or xylene substitute

QUALITY CONTROL

A control slide of a known protozoan such as Giardia spp. from a PVA preserved specimen should be included with each staining run. When the smear is thoroughly fixed and the stain is performed correctly, the cytoplasm of protozoan trophozoites will have a blue green color sometimes with a tinge of purple. Cysts tend to be slightly more purple. Nuclei and inclusions (chromatoid bodies, red blood cells, bacteria) and Charcot-Leyden crystals have a red color sometimes tinged with purple. Glycogen is dissolved by the solvents and appears as a clear area in the organism. The background material usually stains green providing a nice color contrast with the protozoa.

PROCEDURE
1. For PVA smears, place the slide in 70% ethanol plus iodine for 10 minutes. For other fixatives, follow the manufacturer's instructions. Omit the iodine step for preservatives that do not contain mercuric chloride.
2. Place slide in 70% Ethanol for 5 minutes.
3. Place in second 70% Ethanol for 3 minutes
4. Place in Trichrome stain for 10 minutes.
5. Destain in 90% ethanol plus acetic acid for 1 to 3 seconds.
6. Rinse several times in 100% ethanol.
7. Place in two changes of 100% ethanol for 3 minutes each.
8. Place in two changes of xylene or xylene substitute for 10 minutes.
9. Mount with coverslip using mounting medium (e.g., permount).
10. Examine the smear microscopically utilizing the 100× objective. Examine at least 200 to 300 oil immersion fields.

INTERPRETATION

The cytoplasm of organisms stains blue-green tinged with purple, whereas nuclear chromatin, chromatoid bodies, erythrocytes, and bacteria stain red or purplish-red. Background material will stain green to blue-green. Organisms undergoing degeneration take a pale stain, and incompletely fixed organisms may stain red. Yeasts and molds may stain either green or red. Cryptosporidium and Cyclospora oocysts are not satisfactorily stained in Trichrome smears and can easily be overlooked; sometimes they appear as “ghosts” in this stain, which can serve as a clue to their presence.

REFERENCE

Ash, Lawarence and Thomas Orihel. Atlas of Human Parasitology. ASCP. 4th Edition. 1997.

Mengecek Kondisi Darah


Farah Bararah - detikHealth
Berapa volume darah dalam tubuh Anda? Bagaimana kondisi darahnya? Sebaiknya lakukan tes darah seperti hemoglobin secara teratur dan rutin untuk deteksi dini dan menghindari komplikasi lebih lanjut.
Volume darah yang ideal dalam tubuh manusia manusia dewasa untuk perempuan berkisar 4,5 liter. Sedangkan untuk pria 5,6 liter darah.
Untuk mengetahui apakah jumlah darah cukup bisa dilihat dari hasil tes hemoglobin. Jika jumlah sel darahnya kurang hal pertama mungkin adalah karena gejala anemia. Jika jumlah sel darahnya terlalu banyak bisa jadi karena orang itu tinggal di pegunungan.
Hemoglobin berfungsi membawa molekul oksigen di dalam sel darah. Hemoglobin adalah senyawa metalloprotein yang menjadi bagian tubuh dari sel darah merah. Biasanya kadar hemoglobin akan diperiksa jika seseorang mengalami gejala sesak napas, pucat atau lainnya.
Seperti dijelaskan Dr Sumaiya Khan yang dikutip dari Buzzle, setiap kekurangan yang terjadi di tingkat hemoglobin akan berhubungan dengan tingkat oksigen dalam darah. Karenanya penting untuk melakukan pemeriksaan terhadap kadar hemoglobin dalam darah.
Tes hemoglobin adalah salah satu tes darah yang paling umum dilakukan, biasanya menjadi bagiandalam tes darah lengkap. Ada banyak cara untuk mengukur kadar hemoglobin yang kebanyakan dilakukan dengan mesin otomatis.
Hemoglobin biasanya dilepaskan saat sel darah merah memecah. Hemoglobin yang bebasmengandung bahan kimia sianida dan mengikat erat molekul hemoglobin sehingga membentuk cyanomethenoglobin. Jika disinari cahaya dengan panjang gelombang tertentu, maka dapat dilihat berapa banyak cahaya yang diserap dan hemoglobin akan terukur.
Namun bagi orang yang memiliki diabetes tak terkendali, secara otomatis akan terdapat kelebihan gula dalam darahnya. Gula yang menumpuk ini akan berikatan dengan hemoglobin membentuk glycated. Karenanya jumlah rata-rata gula dalam darah juga dapat ditentukan melalui tes hemoglobin A1C.
Ada beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi hasil tes hemoglobin seperti penderita diabetes yang juga mengalami anemia, kelebihan vitamin C dan E, kolesterol serta adanya penyakit ginjal atau hati.
Kadar hemoglobin yang normal berdasarkan usia dan jenis kelamin, yaitu:
Kelompok bayi baru lahir sekitar 17-22 gm/dl darah.
Kelompok anak-anak sekitar 11-13 gm/dl darah.
Kelompok laki-laki dewasa sekitar 14-18 gm/dl darah.
Kelompok perempuan dewasa sekitar 12-16 gm/dl darah.
Kelompok laki-laki lanjut usia sekitar 12,4-14,9 gm/dl darah.
Kelompok perempuan lanjut usia sekitar 11,7-13,8 gm/dl darah.

Bagi orang yang memiliki kadar hemoglobin rendah baik akibat rendahnya sel darah merah atau kekurangan zat besi dalam tubuhnya, berarti orang tersebut kecenderungan memiliki tingkat oksigen yang rendah dalam tubuhnya.

Seperti dikutip dari eHow, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menaikkan jumlah hemoglobin dalam darah, yaitu:
Meningkatkan asupan makanan yang kaya zat besi, seperti hati, kerang, kuning telur atau daging kalkun.
Mengurangi asupan makanan yang menghambat penyerapan zat besi, orang yang kecanduang alkohol atau konsumsi mineral dan vitamin yang rendah akan sulit untuk menyerap zat besi.
Melakukan transfusi darah untuk meningkatkan kadar hemoglobin dengan cepat, biasanya dilakukan saat keadaan darurat atau setelah operasi.
Fakta tentang darah manusia:
Darah manusia turut berkontribusi terhadap berat badan manusia sebanyak 8 persen.
Setiap detik sebanyak dua juta sel darah mati.
Setiap hari sebanyak 1.324,75 liter darah didaur ulang oleh ginjal.
Setiap satu unit darah yang berisi 450 ml dapat menyelamatkan empat nyawa.
Rata-rata waktu hidup dari sel darah merah (red blood cell)adalah 120 hari.
Setengah dari sel darah merah manusia akan berganti setiap minggunya.
Donor trombosit hanya bisa digunakan selama 5 hari saja.
Setiap mililiter kubik darah mengandung sekitar 5 juta sel darah merah (eritrosit), 5.000-10.000 sel darah putih (leukosit) dan 200.000-300. 000 trombosit.
Darah juga berfungsi membawa garam dan zat organik yang terlarut dalam larutan di dalam plasma darah.
Perempuan rata-rata memiliki 4,5 liter darah dalam tubuhnya, sedangkan laki-laki memiliki 5,6 liter darah.

LABORATORIUM KLINIK

Laboratorium klinik atau laboratorium medis ialah laboratorium di mana berbagai macam tes dilakukan pada spesimen biologis untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien.

Laboratorium ini sering dibagi atas sejumlah bagian:
Mikrobiologi menerima usapan, tinja, air seni, darah, dahak, peralatan medis, begitupun jaringan yang mungkin terinfeksi. Spesimen tadi dikultur untuk memeriksa mikroba patogen.
Parasitologi mengamati parasit.
Hematologi menerima keseluruhan darah dan plasma. Mereka melakukan penghitungan darah dan selaput darah.Koagulasi menganalisis waktu bekuan dan faktor koagulasi.
Kimia klinik biasanya menerima serum. Mereka menguji serum untuk komponen-komponen yang berbeda.
Toksikologi menguji obat farmasi, obat yang disalahgunakan, dan toksin lain.
Imunologi menguji antibodi.
Imunohematologi, atau bank darah menyediakan komponen, derivat, dan produk darah untuk transfusi.
Serologi menerima sampel serum untuk mencari bukti penyakit seperti hepatitis atau HIV.
Urinalisis menguji air seni untuk sejumlah analit
Histologi memproses jaringan padat yang diambil dari tubuh untuk membuat di kaca mikroskop dan menguji detail sel.
Sitologi menguji usapan sel (seperti dari mulut rahim) untuk membuktikan kanker dan keadaan lain.
Sitogenetika melibatkan penggunaan darah dan sel lain untuk mendapatkan kariotipe, yang dapat berguna dalam diagnosis prenatal (mis. sindrom Down) juga kanker (beberapa kanker memiliki kromosom abnormal).
Virologi dan analisis DNA juga dilakukan di laboratorium klinik yang besar.
Patologi bedah menguji organ, ekstremitas, tumor, janin, dan jaringan lain yang dibiopsi pada bedah seperti masektomi payudara

STAF LABORATORIUM
Berikut ini adalah tingkat-tingkatan staf laboratorium klinik dari yang tertinggi ke yang terendah: patolog, asisten patolog, manajer laboratorium, penasihat bagian, teknolog utama (teknolog pemimpin), sitoteknolog, teknolog medis, histoteknolog, teknisi laboratorium medis, asisten laboratorium medis (pembantu lab), ahli flebotomi, transkripsionis, dan prosesor spesimen (sekretaris).

JENIS LABORATORIUM
Di sejumlah negara, ada 2 jenis laboratorium yang memproses sebagian besar spesimen medis. Laboratorium rumah sakit ada di rumah sakit, dan melakukan tes pada pasien. Laboratorium swasta (atau masyarakat) menerima sampel untuk dianalisis dari dokter umum, perusahaan asuransi, dan klinikus kesehatan lainnya, yang juga dapat disebut sebagai laboratorium rujukan di mana tes yang tidak umum dan tak jelas dilakukan.
Untuk uji yang amat khusus, sampelnya bisa masuk ke laboratorium MIPA maupun riset.
Banyak sampel yang dikirim antara laboratorium yang berbeda untuk tes-tes yang tidak umum, yang lebih efektif ongkosnya jika sebuah laboratorium khusus mengkhususkan diri pada tes yang jarang, menerima spesimen (dan uang) dari laboratorium lain, bila mengirimkan uji tak dapat dilakukan.

PEMROSESAN SPESIMEN DAN ALUR KERJA LABORATORIUM KLINIK
Pemrosesan sampel biasanya bermula dengan seperangkat sampel dan nota permintaan.
Khasnya satu set tabung vakutainer yang mengandung darah, atau spesimen lain manapun akan tiba di laboratorium di tas plastik kecil bersama dengan nota itu.
Pada nota dan spesimen itu dicantumkan nomor laboratorium. Biasanya semua spesimen menerima nomor yang sama, sering dengan stiker yang dapat ditempel di tabung dan nota. Label ini memiliki barkod yang dapat dipindai oleh analisator otomatis dan permintaan tes yang dinaikmuatkan dari SIL. Entri permintaan di sistem manajemen laboratorium melibatkan pengetikan atau pemindaian (di mana barkod digunakan) di nomor laboratorium, dan memasuki identifikasi pasien, begitupun tiap tes yang diperlukan. Memerlukan mesin, komputer, dan staf laboratorium untuk mengetahui tes mana yang dinantikan, dan juga memberikan tempat (seperti bagian RS, dokter atau pelanggan lain) agar hasilnya dapat diberikan.
Untuk sampel biokimiawi, darah biasanya disentrifugasi dan serum dipisahkan. Jika perlu diproses oleh lebih dari 1 mesin, serum dapat dibagi-bagi ke botol-botol yang berbeda.
Banyak spesimen yang berakhir pada satu analisator otomatis yang njelimet atau lebih, yang memproses fraksi dari sampel dan mengembalikan 1 "hasil" atau lebih.
Biasanya alur kerja di laboratorium itu padat dari tengah malam hingga pukul 7:00 pagi. Para perawat dan dokter biasanya meminta pasien dites setidaknya sekali sehari dengan penghitungan darah dan profil kimiawi yang lengkap. Permintaan itu kemudian didapat dari selama pengambilan pagi oleh seorang ahli flebotomi. Dengan cara ini teknisi medis dapat menguji spesimen dan mendapatkan hasil di kartu pasien untuk dokter untuk dikonsultasikan selama laporan paginya. Waktu lain buat laboratorium sibuk adalah setelah pukul 3:00 siang saat kantor dokter praktek swasta tutup. Seorang kurir akan membawa spesimen yang telah didapat sepanjang hari itu dan mengantarkannya ke laboratorium. Kurir itu juga akan berhenti di pusat pengambilan dan membawa spesimen.

INFORMATIKA LABORATORIUM KLINIK
Laboratorium sekarang diselenggarakan dengan sebuah sistem program dan komputer yang mempertukarkan data-data pasien, permintaan tes, dan hasil tes yang dikenal sebagai sistem informasi laboratorium atau SIL. SIL berada di bawah sistem informasi rumah sakit.
Sistem ini memungkinkan RS dan laboratorium untuk memerintahkan permintaan uji yang benar bagi setiap pasien, menjaga pasien perorangan maupun riwayat spesimen, dan membantu menjamin kualitas hasil yang lebih baik seperti salinan cetakan keras dari hasil untuk kartu pasien dan dokter untuk diperiksa.

ANALISIS HASIL
Hasil patologi harus diverifikasi dan terkadang dijelaskan kepada seorang dokter oleh seorang patolog klinik. Kebanyakan di waktu inilah seorang teknolog medis menjelaskannya ke perawat yang terdaftar.

SKANDAL DI INDUSTRI LABORATORIUM KLINIK - SMITHKLINE-BECHAAM
Teknologi medis memungkinkan dokter melakukan lebih banyak tes dalam waktu singkat. Di masa lalu seorang dokter akan memesan kalium dan glukosa dan akan memakan waktu beberapa jam untuk hasilnya, sekarang seorang dokter dapat memesan panel kimia penuh atas 20 analit yang berbeda atau lebih dan mendapatkan hasilnya kurang dari sejam. Hasil ini juga lebih akurat dan dapat dipercaya daripada di masa lalu. Oleh karena itu, pada tahun 1970-an dan 1980-an laboratorium menjadi sumber penghasilan dalam struktur RS. Banyak perusahaan laboratorium memulai tindakan ilegal dan tak wajar untuk menambah penghasilannya. Praktek-praktek itu termasuk penipuan medis dengan melakukan dan mengajukan rekening tes yang tak pernah diminta dokter, membayar kembali ke dokter swasta untuk mengirimkan spesimen mereka ke laboratorium rujukan ini, dan kegiatan kriminal lain yang lebih rumit. Tendangan balik itu termasuk donat, komputer bebas, mesin faks, dll. Kejadian-kejadian itu sebagian besar memuncak pada tahun 1980-an dengan skandal SmithKline Beecham (kini GlaxoSmithKline) Clinical Laboratory (SBCL).[1] Konon SBCL dihukum membayar denda setidaknya $325 juta dan industri itu secara keseluruhan membayar lebih dari $1 milyar kepada kantor asuransi dan pemerintahan yang ditipu. Sejak saat itu, laboratorium itu telah menjadi sumber pengeluaran dan kerugian di anggaran belanja RS dan reputasi laboratorium tersebut tercoreng. Kini banyak labratorium yang memiliki pegawai kerelaan dengan pertemuan tahunan wajib tentang kerelaan untuk semua pekerja.

AKREDITASI LABORATORIUM KLINIK
Kredibilitas laboratorium medis adalah yang terpenting untuk kesehatan dan kemaman pasien yang mempercayakan layanan tes yang disediakan oleh laboratorium itu. Standar internasional yang sekarang digunakan untuk akreditasi laboratorium medis adalah ISO 15189 – Laboratorium medis – yang diperlukan khususnya kualitas dan kompetensi.

Sumber disadur dari http://id.wikipedia.org/wiki/Laboratorium_klinik

SCREENING FOR OCCULT BLOOD IN STOOL SPECIMENS


PRINCIPLE

Commercially prepared occult blood test slides provide a rapid qualitative method for detecting occult blood in the stool. The test is a simplified variation of the standard guiac test for occult blood. If occult blood is present hemoglobin comes in contact with the guiac-impregnated test paper. When hydrogen peroxide solution is added, a guiac peroxidase-like reaction occurs; when occult blood is present this reaction yields a visible blue color.

Refer to video in-service presentation, Hemoccult-Developing & Interpreting the Test, located at
www.beckman.com/customersupport/trainingeducation/pcdvideos.asp.

CLINICAL SIGNIFICANCE

Screening tests for fecal occult blood are intended for use as an aid in the diagnosis of asymptomatic gastrointestinal conditions such as colo-rectal cancer, ulcers, polyps, anemia and diverticulosis.

SPECIMEN

Hemoccult screening tests are requested on all patients of age 50 or older or per a medical provider’s instructions. It is recommended for screening that stool smears for testing be collected from three consecutive bowel movements since bleeding from gastrointestinal lesions may be intermittent. The occult blood screening test is performed on stool specimens smeared thinly on the two paper windows in the test slide. Hemoccult test kits are prepared in the laboratory and given to the patients at the time of their laboratory visit or when requested by their physician. Included in the occult blood test kit are:

Instruction Card (See sample below)
3 Occult Blood Test Cards
3 Wooden Sticks
3 Stool Collections Cups

The tests may be prepared and developed immediately in the health unit or prepared and held at room temperature, protected from heat and light, and sent to the laboratory for developing. (See PROCEDURE NOTES for additional information.)

PRECAUTION: Patient specimens and all materials coming into contact with them should be handled as if capable of transmitting infections and disposed of with proper precautions.

UNACCEPTABLE SPECIMENS

The following are considered unacceptable specimens:

· Unlabelled patient specimens.

· Test slides on which there is an excessive amount of stool so that the test performance monitors (See QUALITY CONTROL) cannot be read. Repeat tests should be requested in this case;

· Expired test slides or slides which have been exposed to excessive heat or light and have discolored so much that the performance monitors are not readable. Repeat tests need to be requested.

REAGENTS

Hemoccult (Smith Kline Diagnostics, Inc.) or Hemascreen (Immunostics, Inc.) or other commercially prepared slides are used for occult blood testing. These slides contain natural guiac impregnated into standardized, high quality filter paper. Supplied with the purchased slides is the developing solution, a stabilized mixture of hydrogen peroxide (less than 6%) and 75% denatured ethyl alcohol in aqueous solution.

PRECAUTION: If skin or eyes come into contact with developing solution, wash immediately with water. Do not ingest. Developing solution is flammable.

STORAGE REQUIREMENTS

· Occult Blood Test Slides should be stored at room temperature (15° - 30° C). Do not refrigerate or freeze; protect from excess heat, humidity and light. If not stored as recommended slides may discolor - turn blue - and lose sensitivity. Slides maintain sensitivity for three years after manufacture date. Do not use cards after expiration date.

· Developing Solution should be stored at room temperature (15° -30° C). Do not refrigerate or freeze. Solution remains stable for at least three years from date of manufacture. Do not use after expiration date.

CALIBRATIONS - N/A

QUALITY CONTROL

Before routine use, each lot number of test slides is tested with a hemolyzed, diluted blood sample (1 drop blood in 1ml water) to show a positive test result. This result and the results from the performance monitors (the +/-- control spots on each slide) are recorded in the Quality Control Record Book. Also, record the lot number and expiration date of every new box opened on the QC log sheet.
· The positive performance monitor contains a hemoglobin-derived catalyst, which, upon application of the developing solution, will turn blue within thirty seconds.

· The negative performance monitor contains no catalyst and should not turn blue upon application of the developing solution.

The performance monitors provide assurance that the guiac-impregnated paper and the developing solution are functional. The performance monitors are checked at the time each patient test is developed and read. It is important that the performance monitors be developed after the specimen to avoid inference or prejudice of test interpretation. If the performance monitors do not yield the proper reaction, the test is unacceptable and a repeat patient sample should be requested. A record of this action is recorded on the Quality Assurance Record.

TEST PROCEDURE

To develop the occult blood slide test:

1. Open the flap in back of the slide and apply two drops of developing solution to the guiac paper directly over each smear.

2. Read results after thirty seconds but before two minutes.

3. Apply one drop of developing solution between the positive and negative performance monitors.

4. Read results within 30 seconds. Correct results in the performance monitoring indicate the slides and the developing solution are functional. Always develop the test, read and interpret the results before adding developing solution to the performance standards. Any blue color originating from the performance standards should be ignored in interpreting the specimen test results.

CALCULATIONS – N/A

REFERENCE RANGE

This procedure is a qualitative screening for the presence of occult blood. Results are either:

Positive - Any visible blue color, which is an indication of the presence of occult blood in the stool specimen.

Negative - No blue color seen.

INTERPRETATION/REPORTING

Positive - Any trace of blue seen on or at the edge of the smears is positive for occult blood;

Negative - No blue color seen.

PROCEDURE NOTES

1. Product information indicates prepared slides should be tested within 8 days. Frequently labs receive without the specific dates of collection recorded by the patient. MED/LAB has conducted a study to demonstrate that occult blood slides yield acceptable results if testing was delayed. Six sets of slides were smeared with known negative and positive stool specimens. The slides were held at room temperature and tested at the intervals up to 50 days from date of smear preparation. See following table for results.

Test #1 (Positive) Test #2 (Negative) Performance Monitors
Positive / Negative
Day 1 + -- + / --
Day 10 + -- + / --
Day 15 + -- + / --
Day 20* + -- + / --
Day 45* + -- + / --
Day 50* + -- + / --

* Paper showed light blue discoloration but all results were readable.

Conclusion: Although patients are encouraged to return slides to the laboratory as soon as possible delays in development of the slide that are longer than 8 days do not appear to adversely affect the results of the test.

2. A special diet is omitted initially. If a patient has one or more positive tests in the initial series, the medical provider may request the patient should repeat the tests after following a special diet. A red meat free, high residue diet is recommended starting two days before testing and continuing through the test period. Raw fruits and vegetables which contain peroxidase-like substances (turnips, broccoli, horseradish cantaloupe, radishes, etc.) should be avoided during the test period.

LIMITATIONS

1. Individuals suffering from color blindness should not interpret this test.

2. Results obtained with the occult blood slides are designed for preliminary screening only and are not intended to replace diagnostic procedures such as barium enema, proctosigmoidoscopic exam or other studies. The test should not be considered as conclusive evidence for the presence or absence of gastrointestinal bleeding or pathology.

3. Some oral medications (e.g. aspirin, indomethacin, phenylbutazone, corticosteroids, reserpine) can cause G.I. irritation and occult bleeding in some patients. These substances may need to be discontinued two days prior to and during testing, as recommended by the patient’s physician.

4. Ascorbic acid in excess of 250 mg/day may cause false negative results.

5. Therapeutic dosages of iron can yield false positive fecal occult blood test reactions. Use of iron preparations should be suspended before and during testing for fecal occult blood.

REFERENCES

1. HEMASCREEN Package Insert, Immunostics, Inc. Revised 12/95.

2. HEMOCCULT Package Insert, Smith Kline Diagnostics, Inc., December, 1994.